Senin, 20 Maret 2017 16:14 WIB

8 Hari Kaki Disemen, Puluhan Petani Kendeng Unjuk Rasa Lagi di Depan Istana Merdeka

Reporter : Sriyanti Lumban Gaol Editor : Hermawan
Puluhan Petani Kendeng Unjuk Rasa Lagi di Depan Istana Merdeka, Senin (20/3/2017). (ist).

JAKARTA, Tigapilarnews.com – Puluhan petani dari kawasan Pegunungan Kendeng, Jawa Tengah, kembali menggelar aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (20/3/2017).

Pantauan Tigapilarnews.com, kendati kawasan Istana Merdeka hujan deras, akan tetapi mereka tetap berunjuk rasa dengan mengecor kakinya.

Bukan hanya warga Kendeng. Aktivis dan petani dari Kabupaten Batang Jawa Tengah pun memberikan dukungan dengan melakukan ritual selamatan Petani Batang Pesisiran.

"Ini sudah hari kedelapan, sebanyak 50 warga Kendeng yang menyemen kakinya akan bertambah. Ada 10 aktivis juga ikut menyemen kaki. Ini sebagai bentuk solidaritas," tandas Joko Prianto, Koordinator Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK), di depan Istana Merdeka, Senin (20/3/2017).

Puluhan Petani Kendeng berunjuk rasa meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) segera mencabut izin lingkungan yang diterbitkan oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Para pengunjuk rasa mendesak pemerintah menghentikan penambangan karst oleh PT Semen Indonesia yang dinilai merusak lingkungan.

Pada 5 Oktober 2016, Mahkamah Agung (MA) telah mengeluarkan putusan peninjauan kembali yang intinya mengabulkan gugatan Petani Kendeng dan mencabut izin lingkungan pembangunan dan pertambangan pabrik PT Semen Indonesia di Kabupaten Rembang.

Pada 2 Agustus 2016, Presiden Jokowi pun telah menerima para petani dan memerintahkan Kantor Staf Presiden bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk membuat kajian lingkungan hidup strategis dan menunda izin tambang di pegunungan Kendeng.

Kendati demikian, sudah ada putusan pengadilan yang inkracht serta perintah presiden untuk menghentikan penambangan, pada 23 Februari 2017, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo malah mengeluarkan izin lingkungan kembali.

 


0 Komentar