Minggu, 26 Maret 2017 10:17 WIB
JAKARTA,Tigapilarnews.com - Pengamat Politik, Arbi Sanit mengatakan, isu SARA merupakan cerminan keputusasaan lawan politik Cagub Basuki Tjahaja Purnama di putaran dua Pilgub DKI Jakarta 2017.
Dari segi kualitas, kapasitas, kapabilitas maupun rekam jejak, Ahok, sapaan Basuki Tjahaja Purnama, unggul dibanding lawan politiknya cagub, Anies Baswedan.
"Sebenarnya penggunaan agama itu keputusasaan politik lawan-lawan Ahok," kata Arbi Sanit yang dikonfirmasi, Minggu (26/3/2017).
Mantan dosen ilmu politik Universitas Indonesia ini menambahkan, apa yang dilakukan lawan-lawan Ahok yang membungkus politik dengan agama, menunjukan mereka tidak berkompetisi secara sehat di Pilkada DKI 2017.
Pada putaran pertama Pilgub DKI 2017, Arbi Sanit memperkirakan peluang Basuki Tjahaja Purnama memenangkan Pemilihan Gubernur satu putaran, sangat besar meskipun menyandang status tersangka.
“Ahok bilang dia menang satu putaran. Setelah saya pikir-pikir ya, masuk akal juga karena banyak anak muda yang mendukungnya, terutama generasi muda yang suka main gadget. Itulah keuanggulan dia (Ahok),” kata Arbi Sanit di Jakarta, Kamis (17/11/2016).
Faktanya, Ahok harus kembali berkompetisi meski memperoleh suara tertinggi dari dua paslon lainnya, Anies Baswedan-Sandiga Uno serta Agus Harimurti-Sylvi.
Berdasarkan rekapitulasi, paslon nomor pemilihan satu, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni memperoleh 937.955 suara atau sekitar 17,05 persen.
Paslon nomor pemilihan dua, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat memperoleh 2.364.577 suara atau 42,99 persen.
Terakhir, paslon nomor pemilihan tiga memperoleh 2.197.333 suara atau 39,95 persen.
Karena tak ada yang memperoleh 50+1 persen, dua paslon peraih suara tertinggi, yakni Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat serta Anies Baswedan-Sandiaga Uno, harus kembali berkompetisi pada Pilgub DKI 2017 putaran kedua, 19 Apri mendatang