Jumat, 05 Mei 2017 14:24 WIB

Keindahan Bromo Terganggu Bau Kotoran Kuda yang Menyengat Hidung

Reporter : Rachmat Kurnia Editor : RB Siregar
Wisatawan antre di tangga naik ke Kawah Bromo.(Ahmet)

MALANG, Tigapilarnews.com - Siapa tak kenal Bromo, gunung yang terletak di ketinggian 2,329 meter ini, menawarkan sunrise, pemandangan istimewa di kala memulai hari. Pancaran rona merah dan oranye memanjakan mata setiap orang yang datang ke sana.

Menurut para ahli, rona merah dan oranye langit ketika matahari terbit (sunrise) maupun terbenam (sunset) disebabkan  penyebaran sinar Matahari oleh partikel debu, partikel kecil, aerosol padat lainnya, maupun aerosol cair di atmosfer bumi. 
 
Saat matahari muncul di atas horizon timur, momen ini merupaan yang paling ditunggu orang-orang yang datang ke Bromo, di samping fakta-fakta sejarah pembentukannya. 

Namun siapa sangka di  balik keindahan Bromo yang  menjadi  destinasi wisata sunrise tour itu, mempunyai banyak permasalahan, terutama bagi wisatawan lokal maupun mancanegara yang menyempatkan diri berkunjung ke sana.

Ketika  musim liburan tiba, Bromo yang merupakan gunung berapi aktif di Jawa Timur ini, selalu dipenuhi wisatawan. Perekonomian warga setempat pun ikut terdongkrak. 

Sayangnya, banyaknya wisatawan yang datang ke sana tidak terlayani dengan ketersediaan fasilitas yang layak, termasuk soal kebersihan. 

Misalnya ketika wisatawan selesai melihat Sunrise di lokasi Penanjakan 1, wisatawan akan diajak ke bawah untuk menginjak lautan pasir serta melihat Bromo lebih dekat. 

            Bromo di pagi hari, menawarkan sunrise dengan pemandangan lautan awan.(ahmet)

Untuk mencapai kawah Bromo tersebut, Anda harus berjalan menaiki bukit dan ratusan anak tangga. Namun, jika Anda tidak mau berjalan, anda bisa menyewa Kuda. 

Kuda di Bromo memang sengaja diadakan bagi wisatawan yang merasa keletihan karena berjalan kaki menuju  kawah Bromo. Rata-rata tarif  menyewa kuda berkisar Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu, tergantung kesepakatan saja.

Tetapi jika Anda memutuskan untuk berjalan kaki menuju ke puncak Kawah Bromo, Anda harus berhati-hati. Pasalnya sepanjang jalur menuju kawah Bromo hingga  perbatasan tangga menuju puncak Bromo, banyak 'ranjau' tahi kuda bertebaran yang mengeluarkan bau tak sedap. 

Kotoran kuda yang berserakan di pasir sepanjang perjalanan menuju kawah Bromo tentu akan membuat pusing. Disarankan membawa masker tebal agar bau khas kotoran kuda yang menyengat itu, tak mengganggu wisata Anda. Masalah kebersihan inilah masalah yang kerap dikeluhkan pengunjung.

Sigit (27), wisatawan asal Jakarta misalnya,  mengeluhkan kotoran kuda yang berserakan di sepanjang jalan menuju puncak Bromo.

"Jalan aja kita sudah cape, apa lagi ditambah bau kotaran kuda. Di tanjakan menuju puncak, kita malah kehabisan napas, karena pas jalan kita harus tutup hidung pakai masker karena baunya itu gak nahan, belum lagi, kalau kita injak kotorannya, aduh gak bisa dibayangkan. Semua pengunjung merasa terganggu kotoran kuda ini," kata Sigit.

Tapi, Anda bisa menghindari kotoran kuda yang berserakan itu dengan cara  mengambil  jalur lain. Hanya saja, jalur ini cukup ekstrim. 

"Boleh aja pakai jalur ini, kalau jalur ini kan emang bebas dari bau kotaran kuda, tapi harus berhati-hati, jalurnya  licin dan memang bukan jalur resmi pendakian ke atas kawah," ujar Damar, satu pemandu wisata di Bromo.

Tidak hanya permasalah kotoran kuda, pengunjungpun dipusingkan kurangnya fasilitas toilet. Di Bromo hanya  terdapat tiga toilet. Bayangkan ribuan tamu yang kebelet ingin buang air harus antre relatif lama. 

Diana, wisatawan asal Jakarta mengaku harus  menunggu  30 menit untuk mendapatkan giliran memakai toilet.

"Toiletnya cuma tiga pintu doang, bahkan toilet cowo pun dipakai sama perempuan, kalau pengunjung pas liburan penuh gini, ya tolong ditambah aja, kasian yang pengen ke toilet, ngantre sampai setengah jam," kata Diana.

Untuk itu,  pengunjung berharap, Pemerintah setempat maupun warga yang mencari penghasilan di lokasi Wisata Gunung Bromo bisa bersinergi meningkatkan fasilitas yang baik bagi wisatawan yang datang ke Gunung Bromo.

Mungkin karena letak dan lokasi geografis Gunung Bromo berada  di  4 wilayah pemerintahan Kabupaten, yaitu Kapupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, semuanya di Jawa Timur, menyebabkan saling tunggu siapa yang paling bertanggung jawab terhadap destinasi wisata ini.

Pemprov Jawa Timur sejatinya, bisa merespon keluhan wisata yang berkunjung ke Bromo, baik itu masalah kebersihan maupun fasilitas umum.


0 Komentar