Rabu, 17 Mei 2017 13:32 WIB

Kue Dongkal, Kuliner Tempo Doeloe yang Semakin Langka

Reporter : Irma Nur Illahi Editor : RB Siregar
Kue dongkal ditaburi parutan kelapa nikmat disantap ditemani secangkir kopi atau teh.(ist))

JAKARTA, Tigapilarnews.com – Indonesia negara yang kaya akan suku, adat dan budaya, begitu pun dengan kulinernya. Tapi makanan khas tempo doeloe (baca:tempo dulu) banyak yang sudah sulit ditemui, seiring  perkembangan zaman walaupun rasanya tidak kalah nikmat dengan makanan mancanegara. 

Salah satunya kue dongkal yang semakin sulit dijumpai. Kue ini merupakan  makanan atau kue tradisional khas Indonesia bercitarasa gurih dan manis, serta bertekstur kenyal. 

Di Jakarta disebut kue dongkal, sedangkan di  Jawa Barat disebut awug. Tapi keduanya merupakan jenis makanan yang memiliki bahan yang sama.

Cara pembuatan dan bahan-bahan yang digunakan sangat sederhana yaitu menggunakan tepung beras, kemudian dikukus  menggunakan kukusan dari bambu  berbentuk kerucut hingga menggumpal lalu dicampur  sagu.

Gumpalan kue ini diaduk rata dengan larutan air garam secukupnya hingga adonan tak lagi menggumpal. Tahap akhir cetak adonan dengan pola berselang antara adonan dengan irisan gula aren, kemudian kukus hingga matang dan kue dongkal siap disajikan dengan taburan kelapa parut.

Bukan hanya nikmat disantap untuk sarapan pagi bersama keluarga,  tapi kue dongkal ini semakin sempurna jika ditemani secangkir kopi atau teh.

Jangan khawatir soal gizi kue yang semakin langka ini karena ternyata setiap 40 gramnya mengandung energi sebesar 7 kilokalori, 1,3 gram protein, 15,8 gram karbohidrat, 0,9 gram lemak, 0,01 miligram kalsium, 0,2 miligram zat besi.

Jadi, tak perlu khawatir menghidangkan kue dongkal sebagai variasi santapan bersama keluarga. Bahkan, setiap kali Anda menyajikan makanan ini berarti Anda ikut mempertahankan warisan leluhur kita.


0 Komentar