Rabu, 31 Mei 2017 15:31 WIB

Militer Filipina Serang Militan Pro ISIS Lewat Udara

Editor : Rajaman
Militer Filipina Serang ISIS Lewat Udara (ist)

MARAWI, Tigapilarnews.com - Militer Filipina telah melepaskan serangkaian serangan udara sebagai upaya menguasai kembali kota berpenduduk mayoritas Muslim di Marawi, selatan Filipina. Kota itu diserbu militan berafiliasi ke kelompok radikal Negara Islam Irak dan Syam (ISIS), pekan lalu.

Lebih dari seratus penduduk Marawi, di pulau selatan Mindanao, tewas. Sementara itu, sebanyak 70 ribu orang telah melarikan diri dari kota berpenduduk 200 ribu jiwa itu. Total penduduk kabur ke kota sebelah terjadi sejak militan Maute, kelompok radikal Filipina berbaiat ke ISIS, bentrok dengan polisi dan militer.

"Serangan udara presisi digunakan secara hati-hati untuk mencegah kerusakan bangunan dan dilakukan pada target ketahanan tertentu untuk melindungi pasukan kita. Sementara itu, serangan udara ini untuk mempercepat 'pembersihan' kota dari elemen teroris yang terus melawan," ujar Juru Bicara Militer Brigadir Jenderal Restituto Padilla, Rabu, (31/5/2017).

Pengepungan di Marawi dilakukan ketika umat Islam di seluruh dunia menjalankan ibadah di Bulan Ramadan. Mindanao sendiri merupakan wilayah dengan penduduk mayoritas Islam di Filipina.

Dari laporan militer, para militan Maute membakar gereja-gereja dan bangunan lain saat memasuki kota. Mereka bahkan mengibarkan bendera hitam ISIS. Kelompok itu, sejak tahun lalu, telah menyatakan kesetiaannya pada ISIS.

Tembakan sporadis meletus sepanjang hari saat helikopter terbang di atas kota. Sementara itu, warga telah mengemasi barang-barang mereka ke dalam mobil dan mengantre di lalu lintas yang panjang untuk bisa melarikan diri dari ISIS.

Para warga kabur ke kota tetangga Iligan. Kota ini dibatasi dengan jam malam, yang diberlakukan bagi semua warga dan pegawai pemerintahan. Pembuatan jam malam dilakukan pemerintah kota untuk mencegah masuknya militan ke wilayah tersebut.

Pecahnya bentrokan antara militer dengan militan Maute lantaran memburu Isnilon Hapilon, pemimpin teroris lama yang ditunjuk ISIS sebagai emir kelompok radikal itu di Asia Tenggara. Bahkan Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) memiliki hadiah senilai USD 5 juta bagi yang bisa membawa kepala Isnilon ke hadapan mereka. 


0 Komentar