Kamis, 01 Juni 2017 15:31 WIB

Studi Mengatakan Snapchat dan Instagram Buruk untuk Kesehatan Mental

Editor : Hendrik Simorangkir
ilustrasi.

NEW YORK, Tigapilarnews.com - Sebuah hasil study menyebutkan Instagram dan Snapchat dinilai sebagai media sosial terburuk untuk kesehatan mental kawula muda. Sementara YouTube adalah yang paling positif sebagaimana diungkapkan oleh sebuah studi baru.

Peringkat tersebut disajikan dalam sebuah laporan dari the British Royal Society for Public Health (RSPH), yang memberikan peringkat pada situs-situs yang memberi dampak pada kawula muda.

"Media sosial disebut lebih membuat orang kecanduan dibandingkan rokok dan alkohol, dan saat ini begitu mengakar di kehidupan kawula muda sehingga sudah tidak dapat lagi diabaikan ketika berbicara mengenai persoalan kesehatan mental kawula muda," ujar Direktur Utama dari RSPH, Shirley Cramer. 

"Menarik untuk mengamati ranking Instagram dan Snapchat sebagai yang terburuk untuk kesehatan mental dan kesejahteraan, kedua media sosial itu sangat terpusat pada gambar dan tampaknya mendorong perasaan ketidakmampuan dan kecemasan di antara kawula muda," imbuhnya yang dilansir Reuters. 

Untuk studi ini, para peneliti mensurvei sekitar 1.500 kawula muda usia 14 hingga 24 tahun dari Inggris menanyakan kepada mereka untuk menilai dampak situs-situs media sosial pada 14 permasalahan "kesehatan dan kesejahteraan." Permasalahan tersebut termasuk kecemasan, depresi, kualitas tidur, citra tubuh, kesepian, dan persahabatan dan hubungan di dunia nyata.

Menurut RSPH, YouTube adalah yang paling positif, diikuti oleh Twitter, Facebook, Snapchat, dan Instagram.

"Media sosial secara dramatis telah mengubah cara kita bersosialisasi, berkomunikasi, dan membangun hubungan antara satu dengan yang lain," ujar seorang profesional di bidang kesehatan sekaligus YouTuber dengan pengikut sebesar 1,5 juta orang, Laci Green. 

Ia menambahkan, Instagram dan Facebook menyajikan versi kumpulan dari orang-orang yang kita ketahui dan dunia di sekeliling kita, mudah bagi perspektif realitas kita untuk terdistorsi.

Untuk menanggulangi pengaruh negatif media sosial, para peneliti merekomendasikan untuk menambahkan jendela pop-up yang memperingati para pengguna apabila mereka menggunakan situs itu terlalu lama, yang didukung oleh 71 persen dari responden survei. (ist) 


0 Komentar