Sabtu, 03 Juni 2017 08:01 WIB

Jet Tempur Filipina Bombardir Marawi

Editor : Yusuf Ibrahim
Militer Filipina. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Militer Filipina meluncurkan serangan udara terbaru di Kota Marawi, Jumat (02/06/2017).

Kali ini, militer Filipina menggunakan pesawat jet tempur untuk membombardir kota itu sebagai upaya untuk mengusir para militan sayap ISIS.

Selain serangan udara, pasukan darat Manila juga menggerebek dan membakar sebuah bangunan di Marawi. Pasukan tersebut menembaki benteng pertahanan dan terowongan di bagian timur kota, di mana lebih dari 50 milisi Maute diyakini bersembunyi.

Pertempuran terbaru ini terjadi setelah sebuah kasino di Resorts World Manila dibakar ketika pria bersenjata melakukan penembakan massal. Serangan ini menyebabkan 37 orang tewas.

Kepolisian Filipina bersikeras bahwa pria bersenjata yang telah bunuh diri tersebut adalah seorang perampok, bukan teroris ISIS. Namun, Site Intelligence Group (situs kelompok intelijen) yang berbasis di AS melansir klaim kelompok Islamic State atau ISIS bahwa mereka di balik serangan di Manila.

Di Marawi, korban tewas akibat konflik 11 hari telah mencapai 175 orang. Dari pihak militer Filipina juga banyak yang tewas, termasuk 11 tentara yang terkena bom udara dari rekannya akibat salah target.

Dari kubu milisi Maute, sebanyak 120 orang tewas. Ratusan orang yang tewas itu termasuk para milisi yang salah satunya berasal dari Indonesia. Sedangkan dari kubu warga sipil sebanyak 19 orang meninggal.

Sekitar 2.000 orang tetap terjebak dalam pertempuran di Marawi. Menurut militer Filipina, sebagai dari mereka digunakan oleh milisi Maute sayap ISIS sebagai tameng manusia.

Para militant Maute turut manyandera seorang imam Katolik dan 14 orang lainnya, yang nasibnya tidak diketahui. Mereka mengancam akan membunuh para sandera kecuali pasukan pemerintah mundur.

Pemerintah Filipina telah menolak permintaan tersebut dan pertempuran terus terjadi. Marawi diserbu kelompok Maute setelah tempat persembunyian pemimpin mereka, Isnilon Hapilon, diserang tentara. Serbuan di Kota Marawi itu membuat Presiden Rodrigo Durterte memberlakukan darurat militer di Mindanao yang mencakup wilayah Marawi.

Letnan Kolonel Jo-Ar Herrera, juru bicara pasukan pemerintah Filipina yang memerangi para milisi Maute di Kota Marawi, mengatakan bahwa Hapilon tetap tinggal di wilayah tersebut.

”Dia bertanggung jawab atas (orang-orang bersenjata), dia memerintahkan mereka,” kata Herrera, seperti dikutip AFP, Jumat (02/06/2017).(exe/ist)


0 Komentar