Senin, 26 Juni 2017 21:31 WIB

Saudi Dituding Hanya Kejar Uang Qatar

Editor : Yusuf Ibrahim
Ilustrasi bendera Qatar. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Duta Besar (Dubes) Qatar untuk Australia, Nasser al-Khalifa, mengecam daftar 13 tuntutan dari Arab Saudi dan negara-negara Arab untuk negaranya.

Menurutnya, tuntutan sebagai syarat pencabutan blokade itu tidak masuk akal, terutama soal pembayaran kompensasi.

Daftar 13 tuntutan itu dibeberkan Kuwait sebagai mediator yang membantu menengahi krisis Teluk ini. Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar atas tuduhan Doha mendukung terorisme. Empat negara itu melanjutkan dengan memblokade Qatar.

Dari 13 tuntutan koalisi Arab, beberapa di antaranya, Qatar diminta menutup media Al Jazeera, menjauhkan diri dari Iran, memutuskan semua hubungan dengan Ikhwanul Muslimin, menutup pangkalan militer Turki di Doha dan menyerahkan sejumlah uang kompensasi yang tidak diungkapkan.

Qatar telah diberi waktu 10 hari untuk memenuhi tuntutan tersebut. Dalam wawancara dengan radio ABC, Senin (26/06/2017), Dubes al-Khalifa mengecam daftar 13 tuntutan tersebtu sebagai hal yang tak bisa diterima.

”Saya pikir setiap orang dengan pikiran sehat akan menganggapnya tidak masuk akal dan tidak dapat diwujudkan,” katanya.

”Saya pikir orang harus mencapai beberapa akomodasi, tapi secara umum, seperti sekarang, saya pikir mereka berada di luar posisi yang dapat diterima oleh negara manapun,” lanjut diplomat Qatar ini.

Meskipun belum diungkapkan nominal kompensasi yang diminta negara-negara Arab itu, al-Khalifa menilai ada tujuan yang mirip seperti pemerasan. “Mereka hanya mengejar uang kami,” ujarnya.

Al-Khalifa mengatakan Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya mencoba mendikte Qatar dan mengklaim empat negara tersebut telah melanggar hukum internasional.

”Itu tidak bisa diterima. Itu adalah pelanggaran hukum internasional. Bila Anda meminta negara lain, itu tidak bisa diterima,” katanya.

Dubes Qatar ini sangat marah atas permintaan penutupan media Al Jazeera yang didukung pemerintah. ”Mereka menentang jenis pers yang bebas,” katanya. 

”Mereka ingin dunia Arab tidak peduli dengan apa yang sedang terjadi. Mereka tidak ingin memiliki suara untuk orang biasa.”

”Bagi kami untuk menutup Al Jazeera, saya pikir itu mengganggu kebijakan internal kami, hak kami untuk memiliki jenis pers yang kami sukai. Saya pikir tuntutan mereka di luar dugaan,” imbuh dia.(exe/ist)


0 Komentar