Rabu, 19 Juli 2017 15:43 WIB

Djarot Bantah Pemblokiran Telegram karena Ancaman Pembunuhan Ahok

Reporter : Evi Ariska Editor : Hendrik Simorangkir
Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat di Balaikota DKI. (ist)

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Beredar kabar, pemblokiran Telegram dikarenakan adanya ancaman pembunuhan terhadap mantan gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Menanggapi hal itu, Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengaku telah mendengar kabar tersebut. Namun, sahabat dari terpidana Ahok ini membantah bahwa hal itulah yang menjadi penyebab di blokirnya Telegram.

"Termasuk saya dengar ada ancaman (terhadap Ahok). Makanya saya sampaikan kenapa waktu itu saya maksa jangan di Cipinang. Ancamannya sudah lama, sudah lama, bahkan sebelum masuk di Telegram, saya sudah dengar juga ya ancaman seperti itu," kata Djarot di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Rabu (19/7/2017).

Meski demikian, Djarot mengimbau agar tidak takut kepada ancaman-ancaman seperti itu. Sementara terkait sarannya untuk tidak memindahkan Ahok ke Lapas Cipinang, Djarot menambahkan, bukan semata-mata karena ancaman di Telegram, melainkan ancaman nyata.

"Tapi ancaman real-nya. Makanya saya berani saya sampaikan seperti itu saya bilang lebih aman di Mako daripada di Cipinang, disamping kapasitas yang sangat besar," ungkapnya.

Bahkan, pihak Pemprov DkI Jakarta sedang berdialog dengan Kementerian Hukum dan Ham untuk membangun LP baru yang lebih aman bagi para terpidana.

"Yang bangun tentu saja Kementerian Hukum dan HAM, tapi lahannya bisa kita berikan, bisa kita hibahin. Yang di Ciangir kan dari dulu sudah mau sebagian kita hibahkan untuk bikin LP di sana. Makanya kemarin waktu rapim saya sampaikan ya kan enggak muat lagi, Salemba sudah penuh, Cipinang, Pondok Bambu," pungkasnya.


0 Komentar