Selasa, 12 September 2017 08:01 WIB

Kasus Meninggalnya Bayi Debora Bukti Rumah Sakit Belum Ramah Anak

Editor : Rajaman
RS Mitra Keluarga (ist)

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Wakil ketua komisi VIII DPR RI, Iskan Qolba Lubis, menyayangkan tidak tertolongnya nyawa bayi Debora, akibat masalah administrasi rumah sakit  berlokasi di Jakarta. 

"Kasus itu sangat ironis, karena terjadi di Ibu Kota Jakarta, yang menjadi pusat pemerintahan. Kalau di Jakarta saja terjadi hal demikian, lalu bagaimana dengan di daerah lain yang terpencil?"kata Iskan dalam keterangan pers, Selasa (12/9/2017).

Selain itu, Iskan mengatakan bahwa meninggalnya bayi Debora juga merupakan puncak gunung es dari belum ramahnya rumah sakit bagi penanganan pasien anak selama ini.

"Anak merupakan kalangan yang rentan, oleh karena itu harus diprioritaskan penanganan kesehatannya, apalagi dalam kondisi darurat,"katanya.

Menurut anggota DPR RI Fraksi PKS ini, seluruh anak di Indonesia memiliki hak sama untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, apapun status sosialnya. Tidak bisa pihak rumah sakit dengan alasan administrasi tidak mau menangani pasien anak yang kritis.

"Sudah menjadi rahasia umum bahwa jika pasien dirujuk ke UGD tidak akan mendapatkan perawatan sebelum administrasi alasan tempat penuh, dan kandang kurang semangat menerima BPJS kalau sudah melebihi target tertentu karena ditenggarai terlalu murah atau karena manejemen yang buruk ," katanya.

Iskan menambahkan, bahwa di masyarakat sekarang memang timbul kesan rumah sakit hanya memberikan pelayanan kepada mereka yang mampu secara financial. Menurutnya, kondisi ini harus dihilangkan.

Ia meminta Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk pro aktif dan kordinasi dengan Kemenkes melakukan investigasi demi perbaikan kedepan dan dijadikan momentum untuk memperbaiki pelayanan kesehatan bagi seluruh anak Indonesia.

"Sangat mungkin kasus serupa terjadi di banyak tempat, namun belum   diungkap ke publik saja. Maka perlu ditelusuri dan dibuatkan rekomendasi bagi penanganan pasien anak yang terbaik,"katanya.                        ⁠⁠⁠⁠


0 Komentar