Selasa, 19 September 2017 17:55 WIB

NasDem Dukung Panglima TNI Gelar Nobar G30S/PKI

Editor : Rajaman
Ahmad Sahroni (ist)

JAKARTA,Tigapilarnews.com - Politikus Partai NasDem, Ahmad Sahroni mendukung kebijakan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memerintahkan kepada seluruh jajarannya untuk menggelar nonton bareng film G30S/PKI.

"Kami mendukung kebijakan Panglima TNI (gelar nobar G30S/PKI," kata Sahroni saat dihubungi, Selasa (19/9/2017).

Anggota DPR ini pun mengapresiasi niatan Panglima TNI yang coba mengingatkan kesadaran masyarakat dalam mengamalkan Pancasila dan menepis adanya kebangkitan PKI saat ini.

"Niat Panglima TNI ini baik untuk menjaga sejarah bangsa kita. Karena itu sejarah seperti ini harus dijaga dengan baik," tegas anggota komisi III DPR ini.

Sebelumnya diberitakan, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo rupanya tidak ambil pusing atas polemik pemutaran film G30S/PKI di lingkup internal institusinya. Dia menegaskan acara nonton bareng film kontroversial itu memang perintahnya.

"Iya itu memang perintah saya, mau apa? Yang bisa melarang saya hanya pemerintah," kata Jenderal Gatot saat ditemui seusai ziarah di Makam Bung Karno (MBK), Bendogerit, Blitar, Senin (18/9/2017).

Gatot menyatakan Mendagri sudah mengizinkan dia memerintahkan seluruh anggotanya menonton film garapan era Orde Baru tersebut. Saat ditanya mengenai materi film itu masih menjadi polemik, Gatot mengatakan menonton film tersebut merupakan upaya meluruskan sejarah.

"Biarin aja, saya nggak mau berpolemik. Ini juga upaya meluruskan sejarah. Saya hanya ingin menunjukkan fakta yang terjadi saat itu. Karena anak-anak saya, prajurit saya, masih banyak yang tidak tahu," jelasnya.

Menurut Gatot, bahkan Presiden Sukarno sendiri pernah memberi pesan untuk tidak melupakan sejarah. "Sejarah itu jangan mendiskreditkan. Ini hanya mengingatkan pada anak bangsa, jangan sampai peristiwa itu terulang. Karena menyakitkan bagi semua pihak. Dan korbannya sangat banyak sekali," ucapnya.

Rencana TNI menggelar acara nonton bareng film G30S/PKI memang menjadi polemik. Ada yang menilai film itu tak pantas ditonton lagi. Namun ada juga yang mendukung rencana TNI sebagai upaya mengingatkan sejarah kelam bangsa ini. 


0 Komentar