Rabu, 11 Oktober 2017 06:22 WIB

Pemuda Harus Cegah Paham Anti-Pancasila Masuk Kampus

Editor : Rajaman
Ahmad Basarah (dok/putra)

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Ketua Badan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, Ahmad Basarah menilai pemuda memiliki peran strategis dalam sejarah pembentukan bangsa dan negara Indonesia. Ia mencontohkan, Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 yang merupakan tonggak sejarah bangsa.

“Sebagai sebuah negara bangsa, maka kita bisa melihat bagaimana peran strategis para pemuda dalam peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia pada waktu itu,” kata Basarah dalam pidato penutupan kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di hadapan Resimen Mahasiswa se-Provinsi Lampung, Minggu (8/10/2017).

Menurut Basarah, pemuda juga turut andil dalam mempertahankan NKRI dari rongrongan pemberontakan di dalam negeri pada awal kemerdekaan. Untuk itu pemuda tidak boleh absen dalam upaya mengawal negara, salah satunya memastikan Pancasila sebagai ideologi yang cocok dan sesuai dgn kepribadian bangsa.

Ia menambahkan bangsa Indonesia saat ini menghadapi dua gelombang persaingan ideologi dunia atau transnasional yaitu fundamentalisme pasar dan fundamentalisme agama. Pemuda Indonesia menjadi korban gaya hidup konsumtif dan hedonis yang ditarakan kaum liberal sebagai pendukung fundamentalisme pasar.

“Di sisi lain, kaum fundamentalisme agama berhasil merekrut anak-anak muda Indonesia menjadi pelaku terorisme,” ujarnya.

Atas pertimbangan itu, kata dia, MPR menyosialisasikan nilai-nilai Empat Pilar MPR RI seperti Pancasila, UUD RI tahun 1945 dan Tap MPR, NKRI serta Bhinneka Tunggal Ika ke seluruh penjuru Indonesia termasuk kalangan pemuda dan pelajar, agar mereka memiliki daya tahan ideologis menghadapi infiltrasi ideologi-ideologi asing.

Ia juga meminta anak-anak muda Indonesia agar hati-hati dengan praktek politik devide et impera, politik adu domba. Jangan sampai salah menganalisa musuh bangsa. Sebab musuh utama bangsa adalah kelompok yang hendak mengganti Ideologi Pancasila dengan ideologi-ideologi lainnya.

Basarah mengatakan, salah satu ancaman besar terhadap generasi muda Indonesia adalah gerakan radikalisme agama yang masuk ke lingkungan kampus dengan menawarkan paham-paham yang tidak sesuai dengan jiwa dan kepribadian bangsa. Oleh karena itu, Resimen Mahasiswa punya tugas sejarah dan tugas ideologis penting untuk mengawal, mengamankan dan menyebarluaskan ideologi Pancasila dengan mempelopori “Gerakan Kampus Sebagai Benteng Pancasila” bersama-sama dengan elemen pemuda lainnya.

“Pemudalah yang harus berada di depan, pemudalah yang memegang obor untuk mencegah paham-paham yang bertentangan dengan Pancasila agar tidak masuk ke dalam kampus. Sehingga, masa depan pendidikan dan nasib generasi penerus bangsa Indonesia ke depan tidak berada di jalan yang salah,” tuturnya Basarah yang juga anggota Komisi III DPR ini.


0 Komentar