Minggu, 05 November 2017 02:11 WIB

Kirab Pemuda Nusantara 2017 Belajar Persatuan dari Daerah Lumbung Beras

Reporter : Eggi Paksha Editor : Yusuf Ibrahim
Wakil Koordinator Zona II, I Gusti Putu Raka Pariana (kiri) bersama Camat Dumoga Utara, Ketut Kolak. (foto Esa/Tigapilarnews.com)

BOLAANG MONGONDOW,  Tigapilarnews.com- Peserta Kirab Pemuda Nusantara (KPN) 2017 di Zona II menyempatkan untuk mengenal lebih dekat dengan Kecamatan Dumoga Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara.

Dalam kesempatan yang berlangsung pada Sabtu (04/11/2107) pagi tersebut, para peserta yang dipimpin Wakil Koordinator Zona II, I Gusti Putu Raka Pariana, disambut langsung Camat Dumoga Utara, Ketut Kolak dan dimeriahkan dan 600 siswa dan siswi SMKN Mopuya, dan lima pasang di antaranya mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah.

 “Selamat datang, inilah Indonesia mini. Meski kantor sederhana seperti ini, seperti kantor lurah, tapi kami mampu memberikan pelayanan terbaik ke publik. Kami bisa menjalankan program pemerintah yang diawali revolusi mental. Kita dibantu 16 kepala desa dalam menjalankan pemerintahan di sini, mengurus 15 ribu penduduk,” kata Ketut yang di antaranya didampingi Kapolsek Dumoha Utara, AKP Kasad Mokodongan.

“Kita di sini multi etnis, semua suku ada. Mulai dari Mongondow, Jawa, Bali, Madura, Bugis dan Gorontalo, semua ada. Begitu juga dengan tempat ibadah, sembahyang, berjalan sesuai dengan ketentuan dan akidah masing-masing. Lokasinya berdampingan, seperti taman mini. Ini wujud persatuan yang diwariskan para pendahulu, tokoh masyarakat, tokoh adat Bolaang Mongondow, yang sampai hari ini kita lestarikan,” urainya.

Dilanjutkannya, mampu menyatukan dan menghargai perbedaan dengan sangat baik. Hal tersebut sejalan dengan visi dan misi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi terhadap para peserta KPN 2017, yakni agar para pemuda bisa memperkenalkan Indonesia lewat pengalamannya melintasi nusantara melalui media sosial sebagai sarana untuk mempersatukan bangsa.

Semua peserta KPN 2017 memiliki tugas utama berbaur dan menunjukkan bahwa perbedaan yang ada di tanah air dapat menjadi satu dalam wadah negara Indonesia. 

“Persatuan di sini membuat peningkatan ekonomi dan pemerintahan berjalan sebagaimana mestinya. Ini adalah wilayah agraris, kita punya 5500 lahan pertanian produktif. Tapi ketika ada pemekaran tahun 2015,  maka saat ini tinggal kurang lebih 3000 hektar,” tuturnya.

“Kita produksi beras, pangan, dan lumbung beras Sulewesi Utara itu ada di Bolaang Mongondow. Lumbung beras Mongondow ada di Lumoga, dan selanjutnya ada di Dumoga Utara. Penduduk kita sebagian besar bekerja sebagi petani. Hanya sebagian kecil sebagai pegawai, pengusaha dan  sisanya PNS dan pelayanan jasa. Semoga kehadiran adik-adik (peserta KPN 2017) menjadikan semangat kepada generasi muda kita,” papar Kadek masih terkait wilayahnya.

Lebih jauh dikatakannya lagi, putaran ekonomi bergerak di pertanian dan mampu menyerap lapangan keja yang sangat besar. Hal tersebut membuat hampir tidak ada pengangguran di Dumoga. “Kecuali dia pendatang baru, eksodus dari luar daerah dan masuk sini. Tetapi tidak akan lama menyesuaikan, paling lama tiga minggu.  Setelah itu bisa bergabung dengan kelompok kerja masyarakat secara terorganisir, baik seperti kelompok nanam, kelompok pegusaha, kelompok panen, penggarap, semua ada kelompoknya. Kemajemukan dalam kelompok sudah Bhineka Tunggal Ika. Di setiap kelompok itu ada Bali, Jawa dan sebagainya. Jadi, Kebhinekaan sudah membaur dari akar rumput. Sehingga isu apapun yang akan menggoyang, saya fikir lewat persatuan dan kesatuan yang sudah kami tanam dan terpatri tidak akan bisa digoyahkan. Ini komitmen kami dalam menjaga kesatuan NKRI,” pungkasnya.

Sementara itu, KPN 2017 yang memiliki tagar (#) sendiri, yaitu #Berani Bersatu, diiikuti para pemuda terbaik yang lolos dalam seleksi panjang yang diadakan Kemenpora.

Masing-masing provinsi akan diwakili satu pemuda dan pemudi sebagai peserta Inti. Selain itu, juga diikuti juga peserta yang berasal dari duta pemuda kreatif, pemuda pelopor, perwakilan pemuda berprestasi, mahasiswa/pelajar dan komunitas-komunitas pemuda kreatif yang ada dari setiap daerah.

Sedangkan untuk Rute perjalanan, KPN 2017 terbagi atas dua zona, Miangas bergerak menuju Sabang hingga ke Blitar dan Zona Kedua yang dimulai dari Kota Rote Ndao di NTT bergerak menuju Merauke dan berakhir di Blitar. Blitar akan menjadi titik akhir dari pelaksanaan KPN 2017 pada 6-8 Desember 2017. 

Ada sejumlah kegiatan di setiap daerah yang dilintasi peserta KPN 2017, yakni Konsolidasi dan Deklarasi Pemuda untuk NKRI, Tapak Tilas Kebhinnekaan, Pawai Seni dan Budaya Pemuda, Festival dan Kompetisi Film Pendek Pemuda, Festival dan Kompetisi Band Indie Pemuda, Pameran Kreativitas Pemuda, Pergelaran Kreasi Busana Muslimah Pemuda, Talkshow, Workshop, dan Seminar, Temu Komunitas Pemuda Kreatif, Bakti Sosial Lingkungan Pemuda, Pemuda Membaca kitab Suci, Olahraga Rekreasi Bersama Pemuda, dan Color Nite Run.(exe)


0 Komentar