Rabu, 17 Januari 2018 15:23 WIB

Satgas Pamtas RI-RDTL Gagalkan Masuknya Beras Ilegal Dari Timor Leste ke Indonesia

Editor : Amri Syahputra

Kupang, Tigapilarnews.com - Satuan tugas pengamanan perbatasan (Satgas Pamtas) RI-RDTL dari yonif 742/SWY kembali menggagalkan penyelundupan beras Thailand sebanyak 12 karung dengan ukuran 50 kilo gram, gula pasir dan pakaian bekas dari Distrik Oekusi Timor Leste melalui jalan tikus ke Oepoli, Kabupaten Kupang, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Penyelundupan itu justru terjadi disaat harga beras ditanah air merangkak naik dan sulit dijangkau oleh masyarakat pedesaan.

Sementara akses warga menuju perbatasan untuk mendapatkan beras yang dipasok secara ilegal melalui jalan tikus justru lebih mudah dan murah sehingga kesempatan itu yang dimanfaatkan oleh masyarakat.

Komandan Satgas Pamtas RI-RDTL, Sektor Barat Yonif 742/SWY Letkol Inf. Moch. Fuad Suparlin membenarkan siklus penyelundupan akhir-akhir ini di wilayah perbatasan dengan Timor Leste justru terbalik.

“Penyelundupan barang dari Timor Leste ke Indonesia didominasi penyelundupan barang seperti beras, gula pasir dan juga pakaian bekas sedangkan dari Indonesia ke Timor Leste hanya bahan bakar minyak (BBM),”tandasnya kepada awak media.

Selain beras, lanjut Fuad, pihaknya juga menggagalkan penyelundupan baha bakar minyak (BBM) jenis premium, solar dan minyak tanah ke Timor Leste sebanyak 3500 liter.

Sejumlah barang bukti seperti beras, gula pasir dan pakaian bekas hasil operasi sebelumnya kemudian dimusnahkan di Markas Komando (Mako) Satgas Yonif 742 SWY di desa Eban, Kecamatan Miomaffo Barat Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kuat dugaan, naiknya harga beras di tanah air  justru memicu warga di perbatasan dengan terpaksa mencari alternatif lain walaupun harus berlawanan dengan hukum. Hal itu diperparah lagi dengan adanya akses transportasi yang susah membuat warga dengan mudah menerima barang kebutuhan pokok dari negara tetangga dengan harga lebih murah. 


0 Komentar