Minggu, 18 Februari 2018 11:21 WIB

Saudi Rayakan Hari Valentine Secara Terbuka

Editor : Yusuf Ibrahim
Memberi bunga saat perayaan hari Valentine. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Publik Arab Saudi untuk pertama kalinya merayakan Hari Valentine secara terbuka.

Pasar dan toko-toko di Al-Khobar, Saudi, juga leluasa menjual pernik-pernik khas Valentine warna merah tanpa ada lagi razia dari polisi agama.

Perayaan itu juga memberikan kesempatan bagi warga untuk saling bertukar hadiah dan kenangan indah di antara orang yang mereka cintai.

Salem al-Salem, seorang pedagang hadiah Valentine, mengaku lebih dari 2.000 mawar telah terjual pada Hari Valentine, 14 Februari 2018 lalu. Setangkai mawar dia hargai 50 riyal Saudi.

Bunga bukan satu-satunya hadiah yang dipamerkan dalam momen yang dikenal sebagai “Hari Kasih Sayang” tersebut. Menurut Salem, permen dan hadiah lainnya juga dijual.

Maysoon al-Rawajh, koordinator atau penyedia bunga, mengatakan bahwa budaya memberi mawar tidak lagi terbatas pada waktu atau tempat tertentu, mengingat hal itu menjadi sarana untuk menyampaikan perasaan manusia.

Berbicara kepada Al Arabiya.net, al-Rawajh mengatakan bahwa bunga-bunga tersebut menandakan emosi tertentu dari orang ke orang.

Dia optimistis generasi Arab Saudi sekarang lebih terbuka untuk memberi bunga satu sama lain dibanding generasi sebelumnya.

Seorang warga Saudi lainnya, Waleed Al-Ghunaim, percaya bahwa merayakan cinta dengan istrinya setiap tahun diperlukan tidak peduli seberapa sederhana apapun perayaan tersebut.

Ghunaim mengajak istrinya untuk makan malam sederhana di tempat yang sepi. Dia bahkan menyiapkan makan malam romantis di rumah dengan lilin merah untuk menambah kenangan indah akan kehidupan mereka.

Ulama Saudi Membolehkan

Sebelumnya, ulama dan peneliti Arab Saudi Ahmed Qassem al-Ghamdi mengatakan perayaan Hari Valentine merupakan acara sosial yang positif yang tidak berhubungan dengan agama. Menurutnya, mengucapkan selamat Hari Valentine tidak bertentangan dengan Syariah atau hukum Islam.

Ghamdi, mantan Direktur Jenderal Komite untuk Promosi Kebajikan dan Pencegahan untuk Perwakilan Makkah, mengatakan kepada Al Arabiya bahwa perayaan Hari Ibu, Hari Guru, Hari Nasional, ulang tahun atau merayakan ulang tahun perkawinan adalah kesempatan untuk memperkuat ikatan manusia. 

”Ini adalah hal yang manusiawi dan sosial, dan memberi selamat kepada orang-orang karena hal itu tidak bertentangan dengan Syariah,” katanya mengacu pada Hari Valentine dan hari-hari lain yang kerap diperbincangkan publik.

Dia menambahkan bahwa ucapan yang baik dibutuhkan di antara orang-orang, apakah mereka Muslim, Yahudi maupun Kristen. Menurutnya, penting untuk mengunjungi, memberi selamat dan bertukar hadiah dengan mereka serta mendorong perilaku positif dalam komunikasi antarmanusia.

”Tuhan Yang Maha Kuasa menanamkan rasa belas kasih pada manusia, dan Nabi Muhammad SAW bersikap baik terhadap tetangganya Yahudi dan dia menerima hadiah dari non-Muslim, dan Alquran menyarankan: ‘Dan berbicaralah dengan orang-orang’,” ujar ulama Saudi ini.

Peristiwa dan liburan sosial semacam itu sejajar dengan ajaran Islam. Momen-momen tersebut, kata dia, adalah kesempatan yang merangsang sentimen dan mengembangkan komunikasi positif dan ikatan cinta antara saudara, pasangan, anak, orang tua dan ibu.

“Merupakan tindakan kebaikan untuk berbagi salam pada hari raya nasional dan sosial Barat, termasuk Hari Valentine, menukarkan mawar merah dengan orang lain, selama menyangkut orang-orang damai yang tidak memiliki permusuhan atau sedang berperang dengan umat Islam,” imbuh Ghamdi.(exe/ist)


0 Komentar