Kamis, 26 April 2018 16:04 WIB

OJK Dorong Pemda Cari Modal Infrastruktur

Editor : Amri Syahputra

JAKARTA, Tigapilarnews.com _ Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong peran pasar modal sebagai sumber pembiayaan pembangunan daerah sejalan dengan perkembangan positif sektor pasar modal dalam melakukan penghimpunan dana masyarakat dan korporasi beberapa tahun ini. 

Pudjo Damaryono, Kepala Bagian Pendaftaran Produk Pengelolaan Investasi, Direktorat Pengelolaan Investasi OJK, mengatakan OJK telah mengeluarkan berbagai inisiatif untuk memperkuat peran pasar modal dalam pembiayaan pembangunan melalui penguatan sisi demand maupun sisi supply. 

Menurutnya, sektor jasa keuangan memiliki peran penting dalam menyediakan likuiditas dalam menunjang pembiayaan pembangunan baik melalui dana non-APBN maupun non-APBD. Selama ini pemenuhan dana proyek infrastruktur yang dapat mencapai triliunan rupiah umumnya berasal dari APBN, APBD, pinjaman luar negeri atau melalui pinjaman kredit di sektor perbankan.

Namun demikian, APBN dan APBD memiliki keterbatasan sementara pembiayaan melalui sektor perbankan memiliki basis sumber dana bersifat jangka pendek sehingga berpotensi terekspos pada risiko mismatch dengan sifat pembangunan infrastruktur yang bersifat jangka panjang. 

Kondisi–kondisi tersebut mendasari OJK untuk terus meningkatkan peran pasar modal sebagai sumber pembiayaan jangka panjang yang dapat dimanfaatkan tidak saja oleh pemerintah pusat tapi juga pemerintah daerah.

Dalam rangka mengenalkan produk-produk pasar modal tersebut, Kantor Regional 2 Jawa Barat OJK menggelar Sosialisasi di Bandung dengan tema “Pemanfaatan Pasar Modal Sebagai Alternatif Pembiayaan Infrastruktur” kepada 80 (delapan puluh) peserta yang merupakan wakil dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Barat, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Perusahaan Efek dan Manajer Investasi yang berlokasi di Jawa Barat.

Sampai saat ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah memanfaatkan produk pasar modal dengan penerbitan RDPT untuk pembangunan Bandara Kertajati dengan nilai sebesar Rp. 421 Miliar dengan investor institusi domestik seperti Taspen, BPJSTK, AIA, Danareksa Capital dan DIM. Penerbitan RDPT bersifat Ekuitas tersebut memanfaatkan BUMD PT BIJB sebagai perusahaan sasaran.

“Dengan potensi yang ada di Jawa Barat serta dukungan dari pemerintah di daerah, diharapkan akan lebih banyak lagi pembiayaan pembangunan di Jawa Barat yang menggunakan pasar modal serta memanfaatkan BUMD sebagai Perusahaan Sasaran dalam melaksanakan proyek, sehingga potensi pertumbuhan ekonomi Jawa Barat dapat dimanfaatkan secara optimal,” tuturnya.


0 Komentar