Sabtu, 08 September 2018 00:26 WIB

Tentara Israel Tembak Mati Remaja Palestina di Perbatasan Gaza-Israel

Editor : A. Amir
Unjuk rasa warga Palestina yang berujung bentrok, yang mengakibatkan ditembaknya remaja Palestina oleh tentara Israel

Jalur Gasa, Tigapilarnews.com - Tentara Israel melakukan penembakan terhadap seorang remaja Palestina, remaja tersebut tewas saat saat melakukan unjuk rasa di perbatasan Gaza.

Setiap hari Jumat, warga Gaza melakukan aksi protes di perbatasan Gaza-Israel sejak bulan Maret 2018. Aksi itu bertujuan untuk kependudukan di wilayah yang sebelumnya ditinggali oleh orang Palestina.

Kementerian Kesehatan Palestina merilis, bocah malang tersebut bernama Bilal Khalifa dan baru berusia 17 tahun. 

"Ditembak di dada saat bentrokan di Rafah Timur, Gaza Selaatan," bunyi pernyataan Kemenkes Palestina seperti dikutip AFP, Jumat (7/9).

Pada bulan Juli lalu, Israel juga menembak mati remaja itu teridentifikasi bernama Mohmen al-Hams, berusia 17 tahun. Ia tertembak di dada saat berdemonstrasi dekat Rafah. 

Adapun bulan Agustus lalu, pria Palestina berusia 40 tahun juga meninggal akibat ditembak tentara Israel.

Pria itu masuk dalam 131 orang Palestina yang terluka oleh peluru Israel selama demonstrasi. Kemenkes Palestina mengidentifikasi korban bernama Ahmed Abu Lulu . Dia ditembak di perbatasan Kota Rafah, di mana dua warga Palestina lainnya meninggal. 

Sebelumnya, militer Israel mengatakan telah menutup Erez, satu-satunya pintu perbatasan ke Jalur Gaza, setelah terjadi aksi demonstrasi yang sudah terjadi selama 10 hari.

Warga Palestina memprotes pengumuman AS menghentikan pendanaan bagi Badan Pengungsi untuk PBB (UNRWA) yang menjadi sumber bantuan bagi sekitar tiga juga pengungsi Palestina. 

Washington, yang hingga tahun lalu adalah pendonor terbesar UNRWA, telah menyebabkan badan bantuan berusia 70 tahun itu menghadapi krisis keuangan pada Januari karena pembekuan dana sebesar US$300 juta (sekitar Rp4,4 triliun). 

Di Gaza, sebagian besar anak-anak Palestina bersekolah di lembaga pendidikan UNRWA yang menghadapi kesulitan untuk beroperasi setelah bulan ini. Selain itu, jaringan klinik kesehatan dan distribusi pangan UNRWA juga terancam berhenti beroperasi.

Tercatat sudah 160 warga Palestina meninggal dunia dan 17 ribu orang terluka akibat tembakan Israel sejak Maret 2018. 


0 Komentar