Minggu, 07 Oktober 2018 06:25 WIB

Peran Indonesia dalam Pertemuan Tahunan IMF–WB 2018

Editor : A. Amir
Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Nusa Dua-Bali, 11-14 Oktober 2018.

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Dengan produk domestik bruto (PDB) yang telah menembus angka US$1 triliun, Indonesia ialah negara yang besar. Saat ini Indonesia telah menjadi negara dengan ekonomi terbesar di ASEAN dan anggota G20 yang merupakan gabungan dari 20 ekonomi terbesar di dunia.     

Diperkirakan, dalam 20 tahun ke depan, Indonesia akan menjadi bagian dari lima negara terbesar di dunia berdasarkan ukuran ekonominya. Indonesia juga mempunyai kemampuan untuk memengaruhi kebijakan di dunia internasional. Sebagai contoh terkini, untuk mengurangi defisit transaksi berjalannya, India beberapa waktu yang lalu telah meniru Indonesia dengan melakukan pembatasan impor untuk barang yang tidak penting.

Satu hal yang membanggakan juga, Indonesia telah dipercaya komunitas keuangan dunia untuk menjadi tuan rumah perhelatan akbar Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 yang akan diselenggarakan di Bali pada 11-14 Oktober 2018.

Selain sebagai tuan rumah, Indonesia memiliki posisi strategis sebagai ketua dari Development Committee, sebuah forum global yang terdiri atas 25 menteri keuangan dari seluruh dunia. Hasil dari pertemuan akan dituangkan dalam sebuah komunike yang menjadi referensi bersama. Komunike ini diharapkan akan menghasilkan suatu kesepakatan bagi kemajuan pembangunan di semua negara dunia.

Situasi ekonomi dunia saat ini tengah mengalami perubahan yang sangat cepat yang disebabkan adanya perang dagang antarnegara, normalisasi kebijakan moneter AS, serta perkembangan geopolitik di beberapa kawasan dunia.

Dengan ketidakpastian dan guncangan yang sangat besar, tentu saja terdapat risiko yang memengaruhi output perekonomian secara global. Berbagai isu global tersebut menjadi salah satu agenda penting yang akan dibahas dalam Sidang Tahunan IMF-WB 2018 dan Pertemuan Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20.

Dengan menjadi tuan rumah, Indonesia dapat memasukkan usulan kepada IMF dan World Bank untuk membahas isu-isu yang menjadi prioritas nasional dalam sidang tahunan tersebut. Berbagai isu yang diusulkan dan akan dibahas, antara lain investasi pada human capital, pemanfaatan teknologi untuk mendorong pertumbuhan, inovasi pembiayaan infrastruktur, pengelolaan urbanisasi, dan penanganan isu-isu perubahan iklim. Termasuk mendorong investasi swasta dalam perubahan iklim, penanganan bencana alam, dan pengembangan keuangan syariah dalam rangka pendalaman sektor keuangan.

Salah satu pembahasan yang terkait dengan kondisi Indonesia saat ini ialah penanganan bencana alam. Penanganan bencana tentu saja erat kaitannya dengan sumber pembiayaan dan alokasi dana dalam pengelolaannya. Pada pertemuan di Bali, akan dibahas mengenai strategi pembiayaan dan juga asuransi atas risiko bencana.

Diskusi utama dari isu tersebut dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan yang bermanfaat bagi semua negara di dunia, khususnya Indonesia. Selain usulan itu, Indonesia juga akan menyuarakan agar negara maju dapat melakukan komunikasi dan koordinasi dengan negara-negara emerging sebelum meluncurkan sebuah kebijakan yang berdampak global. Sidang tahunan penentu kebijakan keuangan global ini akan menjadi sarana yang tepat dalam menyuarakan kebersamaan, koordinasi, dan sinergi bagi seluruh negara di dunia.

Pertemuan ini juga akan dihadiri para pemimpin ekonomi dunia dan pengusaha dari 189 negara, serta dihadiri banyak kalangan. Termasuk di dalamnya ialah perwakilan masyarakat sipil, anggota parlemen, sektor swasta, hingga para pembuat kebijakan berkumpul pada pertemuan itu. (Nufransa Wira Sakti Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan)


0 Komentar