Sabtu, 20 Oktober 2018 00:51 WIB

Peserta Pelatihan Kewirausahaan Kemenpora dapat Tips Manis dari Owner Bisnis Arum Manis

Editor : Yusuf Ibrahim
Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora, Asrorun Niam Sholeh (kiri) tengah melihat produk-produk wirausaha pemuda. (foto Esa/Tigapilarnews.com)
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Pelatihan Penumbuhan Minat Kewirausahaan di Kalangan Pemuda 2018 yang diselenggarakan Kemenpora semakin mendekat tahap akhir.
 
Kesempatan tersebut semakin menarik, di antaranya karena mendatangkan Radityo Triatmojo Head of Gov. Relation PT. Shopee Indonesia dan Ryan Adham Saputra Angkawijaya, owner Snazzy Boom, di ruang Teater Wisma Kemenpora, Kamis (18/10/2018) pagi.
 
Radityo dan Ryan secara bergantian menceritakan dan berbagi pengalaman duka hingga kesuksesannya. Misalnya Ryan, yang menerangkan jika usahanya berangkat dari rasa rindu akan jajanan masa kecil. Pemuda asal Tangerang tersebut, merintis usaha Snazzy Boom sejak Januari 2017. Snazzy Boom merupakan produk arum manis yang dikemas gaya kekinian dengan berbagai varian rasa, seperti frambozen, durian boom, gummy boom, melon boom, original boom, choco boom dan pineapple boom.
 
Ide bisnis ini datang dari sebuah obrolan bersama teman-teman soal sulitnya menemukan penjual arum manis atau rambut nenek. Dari keluh kesah teman-temannya itulah, Ryan menangkap peluang berbinis arum manis cukup besar. 
 
"Meski merugi besar dan jatuh bangun, kini menunjukkan perkembangan yang pesat. reseller Snazzy Boom tersebar di Indonesia. Penjualan Snazzy Boom dilayani dengan dua cara, yaitu penjualan offline dilayani lewat reseller dan penjualan online dilayani lewat sosial media bagian Customer Service (CS) Snazzy Boom," katanya.
 
"Omzet yang dikantongi sudah lebih dari Rp130 juta per bulan. Kuncinya, konsumen  lebih dulu melirik kemasan, baru isi didalamnya. Jadi yang penting dilakukan dalam dunia bisnis, yakni branding dan pengemasan," ujarnya. 
 
Sementara itu, Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora, Asrorun Niam Sholeh, menerangkan jika dari total 100 peserta, 85 persennya kini sudah memulai wirausaha. "Ini tentu menjadi kabar baik dimana akan mucul wirausahawan muda Indonesia yang akan menjadi kemandirian kita sebagai bangsa dan melahirkan anak-anak muda yang sukses di bidangnya masing masing seperti Nadim (Makarim/CEO Go-Jek), Ahmad (Zaky/CEO Bukalapak) dan Jack Ma (Pendiri Alibaba) baru yang terlahir dari program kewirausahaan pemuda Kemenpora," katanya di tempat yang sama.
 
"Para peserta terlihat sangat antusias, optimis dan berinovasi yang luar biasa yang terlihat dari produk-produk yang dipoles dengan kekinian sehingga bisnis yang mereka geluti sangat prospektif," inbuhnya.
 
Secara khusus, dikatakannya lagi, telah menyampaikan bahwa setelah para peserta memulai, masih ada hal yang perlu untuk terus dijaga dan menjadi fondasi di dalam pengembangan wirausaha yang dilakukan. Pertama, sambung Asrorun Niam, adalah soal kemampuan membaca peluang seiring dengan perubahan masyarakat yang begitu cepat jangan sampai lalai untuk belajar dan mengupdate perkembangan terbaru. "Jangan sampai kita mengembangkan sesuatu berdasarkan hari ini, ternyata pada jadi esok itu sudah kadarluarsa."
 
Kedua, dalam paparanya lagi, adalah membangun kebersamaan, karena kesuksesan kita akan sangat terkait dengan kemampuan kita membangun kolaborasi dan kerja sama. "Ketika kita ingin sukses harus bersama sama, tidak boleh merendahkan yang lain atau memonopoli kesuksesan itu. Sebab disitulah pentingnya jejaring, kolaborasi dan forum kepelatihan yang diikuti oleh seratus orang dari berbagai jenis dispilin wirausaha. Mereka bisa berjejaring bisa saling melengkapi dan bisa saling mendukung," ujarnya lagi
 
Ketiga, dijabarkan Asrorun Niam, adalah silaturahmi kesempatan untuk melakukan silahturahmi dengan berbagai media gathering, pelatihan-pelatihan dan yang terakhir soal menjaga kepercayaan. 
 
Itu adalah kunci di dalam proses pengembangan kewirausahaan. Dari total pelatihan ini, pihaknya akan memberikan pendukungan berupa permodalan. "Tahap pertama dukungan fasilitasi yang berupa hibah Rp15 juta setiap orang bagi pelaku wirasaha muda peserta pelatihan yang sudah memulai, ini untuk kepentingan mempercepat kemandiriannya. Jadi bila lembaga pembiayaan belum cukup percaya kepada kemampuan dia untuk membayar, nanti jika ada penyaluran pembiayaan dan inilah intervensi pemerintah untuk memberikan dukungan bagi pengembangan usaha mereka dengan pendekatan hibah," jelasnya.
 
Sedangkan tahap berikutnya adalah membangun jejaring dengan mengawinkan pelaku usaha yang sudah mapan model pencakokan, kloning atau kolaborasi. Contohnya seperti pelaku wirausaha muda di bidang fashion dengan mengembangkan hijab for sport yang digunakan atlet-atlet pada Asian Games dan Asian Para Games 2018. 
 
"Defia Rosmaniar sang peraih medali emas pertama Indonesia di ajang Asian Games 2018 yang menggunakan produk tersebut. Nah kolabrasi yang lain adalah untuk mempertemukan pelaku usaha yang muda ini dengan lembaga pembiayaan baik bank maupun nonbank. Kita jembatani agar terbangun hubungan yang saling menguntungkan. Si lembaga pembiayaan tentu membutuhkan penyaluran dana untuk kepentingan pembiayaan. Sedangkan anak-anak muda kreatif dengan kemampuan pengembangan kewirusahaan mereka sedang butuh modal dan ini bisa menjadi partner yang pas. Tapi kuncinya memang soal kepercayaan," pungkasnya.
 
Dalam kesempatan itu, juga dihadiri Ketua Panitia sekaligus Kabid Pemetaan Kewirausahaan di Kemenpora, Sutrija, Perwitasari selaku Kasubbid Pemetaan Bidang Penelusuran dan Pemetaan Potensi Kewirausahaan Pemuda, Ruskomalasari, lalu Ellies Sutrisna dari Aspirasi dan Afiat Rasyid Rustamadji, Sekretaris BPD DKI Jakarta Komunitas Sahabat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
 
Sementara itu, Firmansyah (28), salah satu peserta mengaku bersyukur dan beruntung bisa mengikuti pelatihan tersebut. Sebab, sangat membatunya menjadi pengusaha makanan ringan alias snack dengan sangat baik dan terarah. Bisnis ini, dikatakannya, dirintis sejak 2013. "Tapi mereknya, Pimen chess macaroni, baru dibuat pada 2014. Ini dari bahan singkong. Selanjutnya saya akan buat akar kelapa, spagethi dan sebagainya," katanya.
 
"Saya sangat terbantu karena mendapatkan banyak link, jaringan dan teman-teman yang bisa memajukan usaha saya. Selanjutnya saya berharap tahapannya bisa lebih luas lagi, semakin berkembang pasarnya dan Kemenpora bisa mendatangkan narasumber atau mentor dari Indofoot. Saya ingin belajar dan menjadi besar seperti itu," tutupnya.(exe)

0 Komentar