Senin, 22 April 2019 23:45 WIB

Sandi Ajak Emak-emak dan Anak Muda Kawal Perhitungan Suara Pemilu

Editor : Rajaman
Sandiaga Uno bersama Para Jubir BPN Prabowo-Sandi (ist)

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Cawapres no urut 02 Sandiaga Uno mengajak masyarakat dari kalangan anak muda dan emak-emak untuk terus mengawal proses perhitungan dan rekapitulasi suara hasil pemilu 2019. Proses ini harus dikawal demi terwujdunya pemilu berkualitas, jujur dan adil.

"Proses perhitungan, tabulasi dan input data masih terus berlangsung sampai saat ini. Saya ingin sampaikan, mari kita jaga bersama-sama prosesnya agar suara rakyat terus terjaga dan terkawal, jangan sampai ada yang tercecer satupun juga," kata Sandi di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru, Senin, (22/4/2019).

"Mari kita bersama-sama memantau proses tersebut dengan tetap menjaga prinsip keterbukaan, integritas, dan kejujuran. Keterbukaan, integritas, dan kejujuran," imbuh 
Sandi menegaskan.

Sandi mengatakan Badan Pemenangan Nasional (BPN) hingga saat ini masih terus melakukan perhitungan suara hasil pemilu berdasarkan formulir C1. 

Di sisi lain, Sandi mendorong agar KPU dan Bawaslu selalu mengedepankan prinsip keterbukaan, integritas, provesionalisme dan kejujuran dalam pemilu.

"Mari kita jaga kepercayaan dan kedaulatan rakyat selama proses ini. Masyarakat berhak menerima hasil pemilu yang jujur, adil dan berintegritas," kata Sandi.

Lebih lanjut, mantan wakil Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan perjuangan Prabowo-Sandi bukan hanya perjuangan berhasil atau tidak, bukan perjuangan menang atau kalah, tapi peruangan Prabowo-Sandi adalah untuk menghadirkan Indonesia adil makmur.

Prabowo-Sandi juga berjuang untuk perubahan agar demorasi berkualitas dan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Demokrasi yang mengedepankan semangat saling menghormati, non intervensi, jujur, adil dan bebas dari kecurangan.

"Suara C1 yang dimiliki BPN menunjukkan kekuatan dan hasil yang baik buat Prabowo-Sandi. Oleh karena itu perjuangan belum selesai, kerja belum tuntas. Mari kita kawal terus proses ini hingga tuntas," ucap Sandi.

Indikasi Kecurangan

Ditempat yang sama Direktur Materi dan Debat BPN Sudirman Said mengatakan, pihaknya melihat banyak indikasi pelanggaran, kejanggalan dan kecurangan yang terjadi di berbagai penjuru Indonesia dari Aceh hingga Papua.

"Di Sumbar ada satu gudang kertas suara terbakar, di Sumut seorang bupati mengundurkan diri. Di Nias ada bupati marah karena C1 nya disimpan seseorang. Di berbagai tempat ada polisi-polisi merebut, mengambil dengan paksa C1. Ini adalah satu gejala ada mobilisasi tindakan aparat yang menunjukkan ketidaknetralan," kata Sudirman.

Dalam kesempatan itu, Sudirman kembali mempersoalkan carut marut daftar pemilih tetap (DPT) hingga kebijakan kotak suara kardus. Menurutnya, saat ini publik mulai bisa melihat betapa kelirunya penggunaan kotak suara kardus di Pemilu. "Kena banjir hancur, dibakar mudah terbakar, bahkan lucu gembok dibuka dengan gunting," sindir Sudirman.

Sudirman menilai, serangkaian proses di atas berpotensi menciderai hasil Pemilu 2019. Karenanya, BPN mengajak masyarakat bersama-sama menjaga proses perhitungan suara hingga tuntas.

"Apa pun hasil pemilu ini adalah hasil yang diciderai proses tadi. Angka apa pun wajib dicurigai sebagai hasil dari ketidak fairan. Yang punya kesempatan untuk tidak fair siapa, kan tidak mungkin penantang. Kita tidak punya kepanjangan tangan, kita tidak punya aparat, kita tidak punya struktur. Kita mengajak masyarakat untuk menjaga proses ini, menjaga kedaulatan suara rakyat, supaya tidak dicuri oleh tangan-tangan yang tidak berhak," ucap Sudirman.

Mantan Menteri ESDM ini menegaskan, perjuangan yang ditempuh BPN bukan demi kemenangan Prabowo-Sandiaga. Lebih dari itu, perjuangan paslon nomor urut 02 adalah untuk mewujudkan keadilan dan kedaulatan suara rakyat di Pemilu.

"Jadi tidak boleh mencuri suara siapa pun, baik 01 maupun 02 suaranya harus kita perjuangkan agar betul-betul mendapatkan hasil yang adil. Insya Allah kita bisa meluruskan sejarah bahwa pemilu ini tidak boleh dicurangi hanya karena ada orang yang ingin berkuasa dengan segala cara. Itu dosa sejarah yang sangat berat bila sampai terjadi," ucap Sudirman. (Zar)


0 Komentar