Rabu, 11 September 2019 14:35 WIB

Fahri Tawarkan Solusi untuk Wujudkan Kesejahteraan Indonesia

Editor : Rajaman
Fahri Hamzah bersama Sandiaga Uno dalam pemaparan buku keduanya yang berjudul 'Arah Baru Kebijakan Kesejahteraan Indonesia'

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah menawarkan solusi untuk mewujdukan kesejahteraan Indonesia sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

Bahkan dia menyebut ada sejumlah solusi yang dapat dilakukan pemerintah, antara lain berbagai alternatif kebijakan sektoral yang bisa ditata kembali dalam membangun kesejahteraan yang lebih nyata.

“Saya berusaha mengurai kebijakan kesejahteraan yang sebagian uraian tersebut lebih banyak bersumber dari aktivitas harian sebagai anggota DPR RI. Di buku kedua ini, saya fokuskan kepada sumber daya manusia, yang menjadi unsur penting mewujudkan kesejahteraan di Indonesia,” ucap Fahri saat memaparkan buku keduanya yang berjudul 'Arah Baru Kebijakan Kesejahteraan Indonesia', yang diluncurkan di Ruang Abdul Muis Gedung Nusantara di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (10/9/2019). 

Dalam peluncuran buku ini, dihadiri juga beberapa toko-toko nasional, seperti Sandiaga Salahuddin Uno, Rizal Ramli, Dede Yusuf dan influencer muda Sherly Annavita.

Buku ini menyajikan lima unsur utama untuk mewujudkan kesejahteraan Indonesia, yang terangkum dalam lima bab, yakni Bab Demografis Indonesia, Kebijakan Ketenagakerjaan, Kebijakan Ketahanan Pangan, Kebijakan Kesehatan, dan Kebijakan Pendidikan.  

Buku setebal 243 halaman ini diakui Fahri sebagai trilogi dari buku pertamanya yang berjudul ‘Mengapa Indonesia Belum Sejahtera?’ Apalagi pada buku tersebut tersebut, dijelaskan kelemahan dalam implementasi kebijakan kesejahteraan yang memunculkan indikator yang tidak sesuai dengan  dengan realitas  dan kompleksitas masyarakat Indonesia.

Dede Yusuf dalam kesempatan itu mengatakan, jika pemerintah tidak mempersiapkan langkah-langkah strategis menghadapi bonus demografi, maka akan menjadi petaka bagi Indonesia. Dalam teori ekonomi, keunggulan semacam ini disebut keunggulan mutlak.

"Penduduk Indonesia pada tahun 2018 tercatat 265 jiwa. Artinya akan lebih banyaknya yang bekerja memberikan nafkah ketimbang orang yang dinafkahi, dibiaya. Ini karena tantangan zaman ke depan akan semakin berat, sementara Indonesia saat ini masih dihadapkan dengan ekonomi yang terseok-seok," katanya.

Sementara itu, bekas Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Slahudin Uno mengatakan, indikasi kesejahteraan rakyat Indonesia terdiri dari beberapa faktor. Salah satunya keberpihakan terhadap kebutuhan masyarakat kecil.

"Yang paling terpenting adalah, pertama gimana bangsa ini bisa fokus pada keberpihakan apa yang dibutuhkan pada masyarakat," ungkap Sandi.

Salah satu kebutuhan paling urgen saat ini, menurut Sandi adalah lapangan pekerjaan, yang akan mampu membangun masyarakat adil dan makmur.

"Begitu mereka punya lapangan pekerjaan, pendapatan penghasilan, peluang untuk naik kelas seperti yang dikupas di buku Fahri bisa diperbaiki, dan akhirnya semakin banyak warga yang mampu pada level kesejahteraan," ucapnya.

Dalam buku Fahri, lanjut Sandi, terdapt gagasan maupun solusi agar Indonesia semakin sejahtera dengan membuka lapangan kerja seluas-luasnya di Indonesia.

"Tadi ada bab khusus membahas apa saja yang perlu kita lakukan untuk memperbaiki ketenagakerjaan kita sehingga lapangan kerja terbuka," ucapnya. 


0 Komentar