Sabtu, 05 Maret 2016 13:14 WIB

Cuaca Buruk, Harga Sembako di Tangerang Melonjak Tajam

Editor : Danang Fajar
Laporan : Hendrik Simorangkir

TANGERANG, Tigapilarnews.com -- Sudah sebulan ini cuaca buruk melanda sejumlah daerah di Indonesia. Akibat dari cuaca buruk tersebut, berdampak kepada harga kebutuhan sembako khususnya komoditi sayuran yang melonjak di pasaran.

Penyebab kenaikan harga tersebut diakibatkan gagal panennya sentra pertanian di berbagai daerah. Para petani yang mengalami gagal panen membuat pasokan ke pasar tradisional menjadi berkurang. Sehingga harga komoditi sayuran menjadi melambung di sejumlah pasar tradisional di Tangerang

Seperti di Pasar Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, sejumlah komoditi sayuran, seperti cabai merah, cabe rawit, dan bawang merah mengalami lonjakan harga rata-rata Rp 10.000 rb/kg.

Harga cabai merah dan cabai rawit merah yang sebelumnya sebesar Rp 30.000 ribu/kg, kini melonjak naik menjadi Rp 40.000 ribu/kg.

Tidak hanya cabai, harga bawang merah juga ikut mengalami kenaikan. Dari harga normal Rp 30.000 ribu/kg menjadi Rp 35.000 ribu/kg.

Menurut Marwan, salah seorang pedagang sayur di Pasar Tigaraksa, naiknya harga komoditi sayuran berdampak kepada pembeli.

"Cabe merah, rawit, dan bawang merah semua naik, belum lagi untuk sayuran yang akan naik juga. Pembeli jadi berkurang," katanya (5/3/2016).

Lain di Kabupaten Tangerang, lain juga di Kota Tangerang, seperti di Pasar Ciledug, lonjakan harga cabai merah, rawit, dan bawang merah, naik Rp 5.000 rb/kg hingga Rp 8.000 rb/kg.

Sementara, untuk tomat dan komoditi sayuran lainya, seperti mentimun dan wortel, mengalami kenaikan mulai Rp 2.000 hingga Rp 4.000/kg.

"Sayur dan rempah rata-rata naik semua. Harga cabai merah dan cabai rawit yang sebelumnya sebesar Rp 30.000 ribu/kg, saya jual jadi Rp 38.000 ribu/kg. Sedangkan, sayuran lain seperti wortel, mentimun, dan lainnya ikut naik juga," kata Sukma, pedagang sayuran, di Pasar Ciledug, Kota Tangerang.

Kenaikan ini tak urung dikeluhkan masyarakat. Seperti yang diungkapkan Ibu Yani. Dirinya terpaksa harus mengurangi belanjanya untuk memangkas pengeluaran.

"Saya kaget datang ke pasar, tiba-tiba harga semua naik. Apa-apa naik semua. Harusnya jangan dinaikin harganya tapi diturunin," keluhnya kepada Tigapilarnews.com.
0 Komentar