Rabu, 09 Maret 2016 03:13 WIB

Mitos Gerhana Matahari Total di Masyarakat

Editor : Yusuf Ibrahim
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Gerhana matahari total (GMT) akan melintasi Indonesia mulai dari Belitung lalu ke Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, lalu Maluku, Rabu (09/03/2016).

Dulu, fenomena alam gerhana matahari kerap dikaitkan dengan berbagai mitos dan hal mistis. Namun, zaman sekarang ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mampu menjelaskan penyebab terjadi gerhana matahari secara ilmiah.

Berbagai cerita mitos beredar di kalangan masyarakat ketika terjadi peristiwa gerhana matahari. Masyarakat Jawa misalnya, dulu mempercayai saat terjadi gerhana matahari akibat matahari ditelan raksasa Batara karena dendam kepada Sang Surya atau Dewa Matahari.

Karena kepercayaan itu, orangtua akan menyembunyikan anak-anak mereka di kolong tempat tidur dan menyiapkan sesajen di atasnya agar anak-anak mereka tidak ikut ditelan oleh buto jahat yang sedang murka.

Cerita tentang Batara Kala menelan matahari kabarnya berawal dari negeri kayangan Suralaya yang terletak di puncak tertinggi pegunungan Menoreh, perbatasan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dan Kulonprogo, Yogyakarta.

Dikisahkan di puncak Menoreh itu terdapat punthuk songo (sembilan) yang dihuni oleh sembilan Betara atau dewa. Suatu ketika, Batara Guru (pemimpin para dewa) ingin memberikan air yang memiliki tuah luar biasa. Diyakini Air Tirta Kamandanu itu mampu menyembuhkan penyakit, memberikan umur panjang, serta menyejahterakan umat.

Para Batara berkumpul membahas bagaimana cara mendapatkan air itu dari sang pemimpin kecuali Batara Kala. Namun, Batara Kala yang licik rupanya berhasil menyusup di antara semua Batara yang sedang mengantre air itu.

Batara Kala menyamar menjadi Batara Indra (Batara Hujan) dan berhasil meneguk air berkhasiat itu. Keberadaan Batara Kala akhirnya diketahui oleh Batara Surya (Batara Matahari). Batara Surya murka kemudian melaporkan perilaku Batara Kala yang licik itu kepada Batara Guru. Batara Kala dihujat dan diserang oleh Dewa Wisnu.

Saat itulah, Batara Kala bersumpah akan membalas perbuatan Batara Surya. Pada saat-saat tertentu ia akan menelan atau memakan matahari yang akan menyebabkan terjadinya gerhana matahari di bumi.(exe/ist)
0 Komentar