Rabu, 30 Maret 2016 14:51 WIB

Panglima TNI: Prioritas Selamatkan Para Sandera

Editor : Hermawan
JAKARTA, Tigapilarnews.com – Sebanyak 10 WNI masih disandera kelompok teroris Abu Sayyaf di Filipina. Mereka meminta tebusan kepada pemerintah Indonesia sebesar 50 juta peso atau setara Rp 15 miliar untuk membebaskan para sandera tersebut.

Kelompok Abu Sayyaf memberi batas waktu pembayaran uang tebusan paling lambat pada 8 April 2016. Apabila sampai batas waktu itu uang tebusan belum juga dibayarkan, maka 10 WNI tersebut akan dibunuh oleh kelompok Abu Sayyaf.

Ancaman dari kelompok Abu Sayyaf  mendapat perhatian serius dari Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Panglima TNI akan terus memantau perkembangan kondisi 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina. TNI tidak bisa melakukan tindakan sepihak sebab kasus ini melibatkan dua negara.

"Kami terus lakukan koordinasi, apa pun yang mereka (Filipina) perlukan kami siap!" tegas Gatot usai menyerahkan SPT Pajak di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (30/3/2016) pagi.

Gatot menegaskan, prioritas pemerintah Indonesia saat ini adalah menyelamatkan 10 WNI yang disandera. Gatot juga dapat informasi dari militer Filipina yang mengabarkan pihak militer sudah mengetahui lokasi yang diduga jadi tempat penyanderaan.

"Seperti disampaikan Menteri Luar Negeri (Retno Marsudi), prioritas kita menyelamatkan warga negara. Kemudian sekarang berdasarkan monitor koordinasi militer Filipina, lokasi ada di negara Filipina. Mereka sudah mengetahui lokasi penyanderaan. Setiap saat kordinasi saya menyampaikan apa pun yang diperlukan kami siap, siap bagaimana pun ini urusan saya," jelas Gatot.

Panglima TNI mengatakan pihaknya memiliki hubungan baik dengan militer Filipina. Dengan begitu, kedua negara akan melakukan koordinasi secara tepat untuk menyelamatkan 10 WNI tersebut.

"Kita kerja sama baik, terbuka, selama ini kita baik," tutur Gatot.

Diwartakan sebelumnya, sebanyak 10 WNI disandera dalam perjalanan dari Banjarmasin ke Batangas, tak jauh dari Manila, Filipina. Penyanderaan diduga terjadi pada 26 Maret atau 28 Maret.

Mereka membawa kapal tunda Brahma 12 yang menarik kapal ponton Anand 12 yang mengangkut 7.000 ton batubara. Kapal Brahma 12 ditinggalkan pembajak di Tawi-tawi, tapi kapal Anand 12 dan 10 ABK  disandera kelompok Abu Sayyaf dengan permintaan tebusan 50 juta peso atau Rp 15 miliar.

Berikut nama 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf:

1. Peter Tonsen Barahama. Alamat Batu Aji, Batam.
2. Julian Philip. Alamat Tondang Utara, Minahasa.
3. Alvian Elvis Peti. Alamat Priok Jakarta Utara.
4.  Mahmud. Alamat Banjarmasin Kalimantan Selatan.
5. Surian Syah. Alamat Kendari Sulawesi Tenggara.
6. Surianto. Alamat Gilireng Wajo Sulawesi Selatan.
7. Wawan Saputra. Alamat Malili Palopo.
8. Bayu Oktavianto. Alamat Delanggu Klaten.
9. Rinaldi. Alamat Makassar.
10. Wendi Raknadian. Alamat Padang Sumatera Barat.
0 Komentar