Kamis, 31 Maret 2016 09:41 WIB

Militer Filipina Tolak Bantuan Militer RI Bebaskan WNI Disandera Abu Sayyaf

Editor : Hermawan
JAKARTA, Tigapilarnews.com – Militer Filipina menolak bantuan militer Indonesia untuk membebaskan 10 WNI yang menjadi tawanan kelompok teroris Abu Sayyaf di Filipina. Pihak militer Filipina atau Armed Forces of The Philippines (AFP) menyatakan tidak memerlukan bantuan tersebut.

"Dalam konstitusi, kami tidak diizinkan kekuatan militer (negara lain) di sini tanpa perjanjian," jelas juru bicara AFP Kolonel Restituto Padilla, seperti dilansir inquirer.net, Kamis (31/3/2016).

Sementara itu, Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu mengatakan bahwa Indonesia siap membantu upaya penyelamatan tersebut apabila Filipina meminta.

"Itu terjadi di luar negeri. Apabila kami tidak diizinkan untuk masuk, maka kami tidak akan memaksa. Apabila Manila siap untuk mengatasinya sendiri, kami akan menunggu, tapi jika mereka butuh bantuan, maka kami akan bantu," tandas Ryamizard.

Ryamizard mengatakan bahwa AFP memiliki kemampuan untuk tugas penyelamatan tersebut.

Diwartakan sebelumnya, kapal Indonesia, Brahma 12, yang mengangkut 7.000 ton batu bara dibajak kelompok Abu Sayyaf di perairan Filipina. Sebanyak 10 awak kapal yang merupakan WNI menjadi sandera kelompok teroris tersebut.

Kelompok Abu Sayyaf meminta uang tebusan 50 juta peso atau Rp 15 miliar kepada pemerintah Indonesia untuk pembebasan 10 WNI tersebut. Mereka mengultimatum apabila uang tebusan tidak segera dibayarkan paling lambat pada 8 April 2016, maka seluruh sandera tersebut akan dibunuh. (wan)

 

 
0 Komentar