Minggu, 10 April 2016 15:23 WIB

Militer Filipina Temui Jalan Buntu Hadapi Kelompok Abu Sayyaf

Editor : Rajaman
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Upaya militer Filipina untuk membebaskan 10 sandera asal Indonesia dari tangan militan Abu Sayyaf menemui jalan buntu. Satu peleton pasukan yang diterjunkan ke Provinsi Basilan tak berdaya menghadapi hujan peluru yang dilancarkan para ekstremis tersebut.

Alhasil, 18 tentara tewas bersama dengan lima militan Islam setelah terlibat baku tembak selama 10 jam. Sedangkan 50 tentara lainnya mengalami luka-luka.

Seperti dikutip Tigapilarnews.com dari Harian Philippine Daily Inquirer melaporkan, seluruh peleton 'dihabisi', dan empat di antaranya dipenggal. Padahal, pasukan yang dikirim merupakan pasukan elite di Filipina, yakni Pasukan Batalion Khusus Ke-4 dan Batalion Infanteri ke-44, mereka dihadang lebih dari 100 militan Abu Sayyaf.

"Pasukan kami sedang akan menyerbu mereka. Di perjalanan kami disergap," kata juru bicara militer wilayah Basilan, Kolonel Benedict Manquiquis, Minggu (10/4/2016).

Keberadaan mereka di provinsi tersebut adalah memburu militan Abu Sayyaf yang diinformasikan bersembunyi di Pulau Joso. Mereka berusaha mencium jejak kelompok yang berafiliasi dengan ISIS tersebut selama dua minggu terakhir.

Pasukan Batalion Khusus Ke-4 yang diterjunkan untuk memburu militan Abu Sayyaf bukan pasukan sembarangan, mereka merupakan bagian dari pasukan penerjun payung atau lintas udara. Pasukan ini berada di bawah komando Pasukan Resimen Khusus.

Sekedar informasi, Pasukan elite ini berdiri pada 1960-an oleh Kapten (Inf) Fidel V Ramos, sekaligus komandan pertama di pasukan tersebut. Pasukan ini dilatih melalui Operasi Perang Non-konvensional dan Operasi Perang Psikologis, bahkan dilatih langsung oleh Pasukan Khusus AS yang dikenal dengan Baret Hijaunya.

Sejak berdiri, pasukan ini sudah diterjunkan untuk mengatasi pemberontakan dan terorisme, utamanya kelompok militan Moro. Kini, mereka ikut berhadapan dengan Abu Sayyaf dalam misi pembebasan sandera.

Sementara Batalion Infanteri ke-44 berada di bawah komando Divisi Regular Pertama, yang juga dikenal dengan nama Divisi Tabak. Pasukan ini terbentuk sejak 5 Mei 1936, serta ikut terlibat dalam pertempuran melawan Pasukan Jepang di kawasan Pasifik.
0 Komentar