Kamis, 14 April 2016 19:45 WIB

Badan Anti-Doping Asia Tenggara Gelar Pertemuan di Jakarta

Editor : Yusuf Ibrahim

Laporan Eggi Paksha


JAKARTA, Tigapilarnews.com- Sedikitnya 30 Doping Control Officer (DCO) dan perwakilan organisasi antidoping dunia dari 12 negara akan ambil bagian dalam pertemuan Badan Anti Doping Asia Tenggara (SEARADO) dan DCO International Meeting, di Jakarta, 16-18 April.



 ‘’Peserta berasal dari 10 negara Asean, dan perwakilan Organisasi Anti-Doping Dunia (WADA), serta utusan dari Kanada,’’ Wakil Ketua Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI), M Yusuf Mujenih.


Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja antara SEARADO dengan LADI. Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumah 2016 saat SEARADO board member meeting 2015 di Singapura.


Menurut Yusuf, Indonesia sebagai bagian dari masyarakat olahraga internasional turut serta dalam gerakan antidoping, dengan meratifikasi Konvensi Anti Doping Unesco. Ini telah disahkan dengan Peraturan Presiden Nomor 101 tahun 2007 tentang pengesahan konvensi internasional melawan doping dalam olahraga.


Pengakuan terhadap  gerakan antidoping diimplementasikan dengan dibentuknya LADI, sebuah lembaga independen yang bertugas mengawasi penyelenggaraan olahraga di Indonesia yang bebas doping. LADI berafiliasi ke WADA.


 ‘’SEARADO board member meeting 2016 ini penting sekali, karena bertepatan dengan berlakunya World Anti-Doping Code per 1 Januari 2015, dan Prohibited  List 2016 per 1 Januari 2016,’’ kata Yusuf.


Gerakan antidoping telah menjadi salah satu agenda utama dalam pembahasan ini, dengan berbagai maraknya penemuan berbagai cara penggunaan doping dalam meningkatkan performa seorang olahragawan.


Contoh zat terbaru yang dilarang pada 2016 adalah obat yang mengandung meldonium. Kasus terakhir menimpa petenis dunia, Maria Sharapova (Rusia), yang saat ini menanti sanksi WADA dan organisasi tenis internasional ITF.


Penyelenggaraan DCO training sendiri, yang berbarengan dengan board member meeting ini, bertujuan meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga DCO internasional di Asean, termasuk Indonesia.


Jumlah DCO internasional yang handal dan compatible dari kawasan regional ini dirasa kurang. Padahal, tenaga DCO adalah garda terdepan dalam rangka penegakan aturan antidoping.


Bagi Indonesia, peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga DCO ini, sangat bermanfaat guna menghadapi multi event nasional maupun internasional, seperti PON XX di Jabar pada September 2016 dan Asian Games 2018.


 ‘’Kita berharap SEARADO board member meeting dan DCO training ini, akan melahirkan hasil yang optimal dalam upaya memajukan olahraga internasional yang bebas doping,’’ tambah Ketua Panitia, Sukron Jamal.


Ia menggaris bawahi, sinyalemen yang dikemukakan  Direktur Umum WADA, David Howman, bahwa dengan perbandingan satu banding sepuluh maka lebih dari 10 persen atlet elite dunia terindikasi positif menggunakan doping. ‘’Hal itu perlu tindakan antisipatif,’’ katanya.


Sinyalemen Howman itu bukan sembarang tudingan. Menurut dia, WADA memiliki beberapa perkiraan berdasarkan penelitian yang dilakukan selama bertahun-tahun terakhir pada atlet elite terakhir.


Sementara itu, jenis obat yang mengandung doping, juga terus berkembang. Bahkan, peningkatan penghasilan para olahragawan menyebabkan atlet muda menjadi lebih rentan. Demikian pula karena rendahnya pidana penjara juga mengakibatkan doping. Ancamannya hanya lima tahun penjara.


Mengutip WADA, Yusuf pun juga khawatir bahwa ada kecenderungan banyaknya atlet muda yang belum menembus jajaran elite tetapi saat ini mencoba untuk hal itu, karena itulah jalan pintas. Misalnya saja yang menimpa atlet angkat besi Nigeria Chika Amalaha (16), dilucuti medali emasnya setelah gagal tes doping di Commonwealth Games.


Kasus doping yang paling heboh adalah ketika  dilucuti seluruh gelar juaranya karena doping.


Terakhir adalah mantan petenis nomor satu dunia Maria Sharapova, yang positif menggunakan doping setelah mengonsumsi meldonium.


 ‘’Selain masalah doping dunia, kegiatan ini juga sebagai langkah persiapan menuju Asian Games 2018. LADI harus siap melaksanakan tugasnya, sebagai pengawal antidoping pada setiap multievent,’’ tambah Yusuf pula.(exe)


0 Komentar