Minggu, 17 April 2016 09:12 WIB

TNI Siapkan Pasukan Selamatkan WNI Disandera Abu Sayyaf

Editor : Rajaman
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan siap menurunkan prajuritnya untuk menyelamatkan para WNI yang baru-baru ini disandera oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina.

Sebelumnya, saat ini Warga Negara Indonesia (WNI) yang tertembak sudah berada di Malaysia. Seorang WNI tertembak, empat orang disandera dan enam orang yang lepas dari penculikan, kini sudah aman berada di Sabah. WNI yang tertembak kini dalam keadaan selamat.

"Saya sebagai Panglima TNI sudah menyiapkan pasukan untuk melakukan tindakan tegas baik di laut, di darat sampai di hutan saya siap. Saya juga sudah mengerahkan dua Kapal Perang yaitu KRI Badau dan KRI Slamet Riyadi ke daerah perbatasan," tegas Gatot, Minggu (17/4/2016)..

Mantan KASAD TNI AD itu pun menegaskan akan melaksanakan koordinasi dengan Panglima Angkatan Bersenjata Filipina dan Malaysia untuk bersama-sama melakukan Patroli Bersama yang terkoordinasi. Dan mengawal sampai perbatasan sampai Zona Ekonomi Eksklusif, setelah masuk di wilayah Filipina sudah menjadi tanggung jawab Filipina begitu pula setelah masuk di wilayah Malaysia.

"Tetapi apabila terjadi sesuatu di wilayah negara Malaysia dan Filipina, maka saya akan melakukan koordinasi, siapa yang cepat maka dia yang boleh kesana. Ini adalah langkah-langkah yang segera dilakukan," bebernya.

Perjanjian yang akan kita buat nantinya, menurut Gatot salah satu prosedurnya seperti itu. Kalau kita cuma kerjasama patroli koordinasi, disana terjadi apa-apa tidak bisa berbuat apa-apa dan mereka tidak sempat bagaimana, itu adalah salah satu cara.

"Apabila Indonesia dan Filipina sudah melakukan MoU untuk melakukan kerja sama Patroli Terkoordinasi, maka pasti akan aman. Tetapi sekarang kan tidak aman, karena itu diluar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia," cetusnya.

Disamping itu, Gatot berjanji akan segera mungkin melaksanakan koordinasi dengan Panglima Diraja Malaysia dan Filipina, karena wilayah itu berbatasan dengan tiga negara.

"Kita harus berpikiran bahwa mereka positif, karena saat ini pun rencana Filipina akan melakukan operasi besar-besaran di Kepulauan Zulu. Operasi yang dilakukan negara tetangga kita tunggu saja, yang mulai siapa, kecuali Presiden Filipina kasih tenggang waktu," pungkasnya.
0 Komentar