Selasa, 26 April 2016 08:00 WIB

BNN Diminta Usut Keterlibatan Polisi Lain yang Terima Suap dari Bandar Narkoba

Editor : Rajaman
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Badan Narkotika Nasional (BNN) harus  memeriksa data dan CCTV di LP Lubuk Pakam, Sumut, agar diketahui siapa saja polisi yang  mengunjungi bandar narkoba Tony alias Toge yang diduga menyuap Rp 2,3 miliar kepada  Kasat Reskrim Narkoba Polres KP3 Belawan, AKP Ichwan Lubis.

"Kami mendesak kasus Belawan ini agar dibongkar dengan tuntas dan tidak hanya menjerat AKP Ichwan, tapi juga mengungkap semua polisi yang diduga pernah menerima uang suap dari Tony. Salah satu cara adalah membuka data dan CCTV orang-orang yang pernah mengunjungi Tony di LP Lubuk Pakam dan kemudian membongkar rekening mereka," kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane  dalam keterangan pers, Selasa (26/4/2016).

Melihat luasnya jaringan Tony, menurut Neta mustahil bukan hanya AKP Ichwan yang menerima suap dan bisa juga sejumlah oknum dari instansi lain dan ini menjadi tugas BNN untuk membongkarnya.

Disisi lain Neta mengaku sangat prihatin dengan kasus di Belawan. Kasus ini adalah kasus yang kesekian kalinya dimana polisi terlibat dan diduga bermain-main dengan bandar narkoba, terutama di sumut. Namun kasus di belawan ini lebih mengejutkan karena BNN menemukan uang Rp 2,3 miliar di rumah polisi tersebut.

"Berulangnya kasus polisi terlibat narkoba merupakan puncak gunung es yang diduga lebih banyak lagi oknum polisi ysng diduga terlibat narkoba. Bagaimana pun kasus ini semakin menunjukkan, narkoba makin sulit diberantas di negeri ini sebab bandar natkoba makin banyak memperalat aparat penegak hukum," bebernya.

Karena itu, Neta berharap Polri senantiasa bersikap terbuka terhadap aparatnya yang terlibat narkoba dan memaparkannya ke publik secara berkala. Selain itu Polri harus bersikap tegas menindak aparatnya yang bermain-main dengan bandar narkoba dan harus mengenainya pasal hukuman mati.

Pasalnya, makin banyaknya aparat yang diperbudak narkoba dan diperalat bandar narkoba akibat lemahnya pengawas dari atasan terhadap bawahan, selain itu lemahnya hukuman yang diberikan institusi Polri terhadap aparaturnya, bahkan institusi cenderung melindungi, akibatnya tidak ada efek jera dan polisi-polisi nakal makin nekat mempermainkan hukum.

"Seharusnya Polri bertindak tegas dalam kasus ini. Jika terbukti yang bersangkutan bermain-main dengan narkoba dan bandar narkoba sehrusnya segera dipecat dari Polri dan dijatuhi hukuman mati. Sehingga polisi-polisi lain tidak nekat untuk meniru ulah yang bersangkutan," kata Neta menegaskan.
0 Komentar