Jumat, 27 Mei 2016 16:30 WIB

Panglima TNI: Indonesia Jadi Medan Perang Masa Depan

Editor : Hendrik Simorangkir
JAKARTA, Tigapilarnews.com - TNI tidak didesain untuk menyelesaikan ancaman atas negara sendirian. Perlu ada kerjasama dengan semua unsur lain di berbagai level di pemerintahan, demi mewujudkan keamanan, persatuan, dan kesatuan.

Hal itu disampaikan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, saat memberikan ceramah di hadapan 102 peserta kepala daerah, di Auditorium Gedung F Lt.4 BPSDM Kemendagri Jl TMP Kalibata No.8 Jakarta Selatan, Jumat (27/5/2016).

Para kepala daerah itu menjadi peserta dalam Pembekalan Pemerintahan Dalam Negeri Angkatan II Hasil Pilkada tahun 2015.

“Saya berpesan kepada bupati dan walikota dalam mewujudkan keamanan, persatuan dan kesatuan, agar membantu bersama-sama program pemerintah pusat. Sehingga Indonesia menjadi bangsa pemenang dalam segi apapun," katanya.

Diingatkan Panglima TNI, kini banyak negara yang memandang Indonesia sebagai sebuah harapan. Misalnya, menurut Panglima TNI, wilayah Papua dipandang sebagai " surga kecil yang jatuh ke bumi".

Itu menggambarkan, kata Gatot, betapa kayanya dan sangat menjanjikannya Indonesia. “Tidak heran saat ini dan ke depan banyak negara berkepentingan untuk menguasainya. Karena setiap negara berkepentingan dalam pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan hidup warganya,” kata Panglima TNI.

Penduduk dunia, menurut Panglima TNI, terus bertambah secara signifikan, bahkan kini sudah tiga kali lipat populasi idealnya.
Sedangkan di satu sisi, persediaan energi, pangan, dan air kian berkurang.

Itulah yang menurut Gatot, akan memicu konflik antar negara, perebutan pemenuhan kebutuhan yang sangat mendasar. “Perebutan pemenuhan pangan, energi, dan air membuat Indonesia menjadi medan perang ekonomi. Ancaman itu sudah sangat nyata dan ada. Tapi, kurang dipahami,” tuturnya.

Pada kesempatan itu, Panglima TNI kembali mengkaitkan dengan Perang Proxy yang bertujuan melemahkan, menguasai, sampai pada penghancuran bangsa Indonesia.

“Wujudnya penyalahgunaan narkoba, demo buruh melakukan intimidasi, tawuran mahasiswa, adu domba TNI-Polri, memecah belah partai politik, regulasi yang tidak memihak rakyat, dan rekayasa sosial melalui media,” katanya.

Lantaran itulah, Panglima TNI menegaskan, pembangunan harus diselesaikan secara berkesinambungan atau secara semesta.

"Pemerintah daerah jangan sampai berdiri sendiri-sendiri dan tidak terkoneksi dengan pemerintah pusat. Saya hadir dua kali di sini karena punya kepentingan dalam menghadapi ancaman ke depan, karena perang serupa itu telah memasuki berbagai sendiri kehidupan, berbangsa, dan berumah tangga," pungkas Panglima TNI.
0 Komentar