Sabtu, 11 Juni 2016 19:00 WIB

Rayakan Peh Cun, Wihara Boen Tek Bio Gelar Festival Perahu Naga

Editor : Rajaman
Laporan Hendrik Simorangkir

TANGERANG, Tigapilarnews.com - Perayaan Peh Cun selalu jatuh setiap tanggal 5 bulan 5 tahun Tiongkok. Menurut kepercayaan, pada saat itu, terjadi fenomena alam yakni sejajarnya posisi Bulan, Bumi, dan Matahari. Fenomena tersebut mempengaruhi gravitasi sehingga membuat telur tidak jatuh saat diletakkan dalam posisi berdiri.

Dalam perayaan Peh Cun, biasanya diselenggarakan festival perahu naga. Festival ini pun memiliki sejarah yang menarik. Konon, festival perahu naga ini dimulai dari sebuah cerita dari seorang Menteri Negara Chu yakni Qu Yuan (339 SM-227 SM).

Perayaan Peh Cun kali ini dirayakan di Sungai Cisadane, Tangerang, yang merupakan salah satu yang tertua di Indonesia. Sudah ada sejak tahun 1910, perayaan yang digelar rutin oleh perkumpulan Wihara Boen Tek Bio ini selalu diisi oleh berbagai ritual dan tradisi unik.

Sebelum diadakan di Sungai Cisadane, perayaan ini diadakan di kawasan Kota, Jakarta. Tapi karena sungai di sana mengalami pendangkalan, perayaan Peh Cun dipindahkan ke Sungai Cisadane.

Dalam perayaan ini, diadakan berbagai tradisi yang tidak lepas dari kebudayaan sungai, seperti lomba perahu naga, lomba menangkap bebek, lempar bacang, hingga mendirikan telur di waktu Twan Ngo.

Seiring perjalanan waktu, perayaan Peh Cun yang semakin mengakar di masyarakat Tangerang membuat perayaan ini menjadi festival yang menarik. Penyelenggaraannya pun menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang ke kota ini.

"Tapi yang terpenting, perayaan Peh Cun merupakan sikap menghayati kembali nilai-nilai patriotisme Qu Yuan sambil terus melestarikan Sungai Cisadane agar tetap asri dan bersih," ujar penanggungjawab acara, Herlinawati kepada Tigapilarnews.com (11/6/2016).

Sementara itu, Generasi muda Tionghoa Tangerang, Yossy mengatakan, merasa wajib untuk mempertahankan tradisi yang sudah ratusan tahun ini digelar di Tangerang.

"Ya kan sebagai generasi muda harus mengetahui dan menghargai dari mana asal usul kita. Budaya ini (Phe Cun) memiliki arti dan filosofi tersendiri bagi masyarakat Tionghoa, untuk mempertahankan kesetiaan dan loyalitas," ujar Yossy kepada Tigapilarnews.com, Sabtu (11/6/2016).

Terpisah, salah satu ketua tim festival perahu naga dalam perayaan Phe Cun, Sandy Setiawan menuturkan, perayaan ini telah diikutin oleh timnya selama tiga tahun berturut-turut.

"Kita telah tiga tahun mengikuti acara Phe Chun ini. Kita disini tidak untuk mengejar hadiah, perayaan tersebut sebagai arena untuk kita berlatih juga sebagai silaturahmi bersama para pengayuh perahu naga di Kota Tangerang," ujar Sandy kepada Tigapilarnews.com.
0 Komentar