Jumat, 24 Juni 2016 19:00 WIB

ITW Kecewa Kapolri Terpilih Tak Respon Soal Kemacetan

Editor : Rajaman
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Indonesia Traffic Watch (ITW) menyayangkan Kapolri terpilih Komjen Tito Karnavian saat menjalani fit and profer test di gedung DPR tidak menyinggung masalah kecelakaan dan kemacetan lalu lintas.

Padahal kemacetan yang terjadi di sejumlah kota besar khususnya Ibukota Jakarta, sudah sampai pada tingkat gawat darurat.

Menurut Ketua Presidium ITW, Edison Siahaan, kemacetan mengakibatkan kerugian dari sisi ekonomi yang mencapai Rp 150 triliun pertahun. Ditambah dengan kerugian secara physikologis membuat masyarakat stress dan mematikan aktivitas serta kreatifitas masyarakat.

“Ini bukti bahwa Polri tidak memberikan respon terhadap keselamatan dan kemacetan lalu lintas,” kata Edison dalam keterangan pers, Jumat (24/6/2016).

Terlebih, Edison melanjutkan, dalam UU No 2 tahun 2002 tentang Polri secara tegas menyebut peran dan fungsi Polri yaitu memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat.

Sedangkan UU No 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan mengamanatkan Polri sebagai bagian dari penyelenggara lalu lintas dan angkutan jalan bertanggungjawab untuk mewujudkan keamanan,keselamatan,ketertiban, kelancaran (Kamseltibcar) lalu lintas.

Tidaknya hanya itu, Polri juga bertanggungjawab terhadap masih sangat rendahnya kesadaran tertib berlalu lintas masyarakat.

Sayangnya, Edison menambahkan, dalam proses fit and profer test yang digelar Komisi III DPR, tidak terdengar adanya pertanyaan para wakil Rakyat di Senayan, soal lalu lintas. Begitu juga penjelasan atas upaya yang akan dilakukan Kapolri untuk menangani masalah lalu lintas dan angkutan jalan di Indonesia, khususnya sejumlah kota-kota besar yang kemacetannya sudah sangat parah.

"Padahal, masalah kemacetan dan kecelakaan sudah menjadi momok menakutkan bagi masyarakat. Dan sangat potensi menjadi ancaman terwujudnya Kamtibmas," sesal dia.

Lebih jauh Edison sangat menyesalkan, masalah lalu lintas tidak mendapat perhatian serius dari pemerintah dan Polri maupun wakil rakyat di DPR RI.

Dia pun mengingatkan, kemacetan sangat potensi memicu terjadinya konflik social. Oleh karena itu, Polri harus segera melakukan upaya untuk mengurai kemacetan itu. Jangan membiarkan seperti seperti sedang beternak konflik.

“Polri seperti sedang beternak konflik, apabila tidak segera dan serius mengatasi kemacetan,” tegas Edison.

Selain itu, Edison menjelaskan, semua pihak khususnya Polri harus memahami bahwa lalu lintas itu merupakan cermin budaya, dan potret modrenitas bangsa. Lalu lintas juga memiliki peran yang strategis dalam meningkatkan kesejahteraan umum dan integrasi NKRI.
0 Komentar