Senin, 04 Juli 2016 19:25 WIB

Distaffkan Karena Mudah Panik, Anggota Sabhara Polda Bunuh Diri

Editor : Danang Fajar
Laporan: Gita Ginting

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Seorang Anggota Sabhara Polda Metro Jaya ditemukan tewas dalam keadaan duduk tengkurap di kamarnya di Pondok Maharta Blok F.3 No.27 Pondok Kacang Timur, Pondok Aren, Tangerang Selatan.

Korban yang diketahui bernama Herry Budiyanto itu, diduga tewas bunuh diri lantaran sebelum tewas, ia sempat menembakan senapan angin kebagian perutnya dan juga hidung.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes pol Awi Setiyono mengatakan berdasarkan keterangan orang tua korban yaitu Tina Herawati (54), korban ditemukan tewas pada Senin (4/6/2016) dini hari.

Kejadian itu sendiri berawal saat Tina hendak melanjutkan tidurnya usai menjalankan sahur. Tiba-tiba Tina mendengar suara tembakan senapan angin yang berasal dari kamar anaknya. Lantaran kaget, Tina pun langsung bergegas menuju kamar anaknya.

"Disitu, saksi mendengar suara korban menangis. Saksi langsung masuk kamar korban. Saksi lihat korban sudah dalam keadaan duduk tengkurap disamping tempat tidurnya. Lalu disamping korban juga ada senjata senapan angin," ujar Awi kepada wartawan, Senin (4/7/2016)

Saat itu, Awi melanjutkan, lantaran Tina masih kaget melihat kondisi anaknya, Tina pun bertanya kepada anaknya kenapa menangis. Namun saat itu, korban hanya terdiam sambil tetap dalam keadaan merungkuk.

"Tidak dijawab korban, saksi langsung mengambil senapan angin itu. Beberapa hari sebelumnya, korban memang pernah menembakan senapan anginya sendiri ke bagian tubuhnya," tambah Awi.

Akhirnya, Tina pun membuang senapan angin tersebut ke kali dekat rumahnya. Setelah itu, Tina langsung mendatangi rumah ketua RT untuk meminta bantuan terhadap kondisi anaknya.

"Ketua RT nya gak ada di rumah. Terus saksi langsung pergi ke Polsek Pondok Aren untuk melaporkan korban," lanjut Awi.

Setelah mendengar laporan tersebut, anggota Reskrim dan SPK langsung mendatangi rumah korban. Namun naas, korban ditemui sudah dalam keadaan meninggal dunia dengan keadaan duduk tengkurap di samping tempat tidur kamarnya.

"Korban ditemui kondisinya dalam keadaan keluar darah dari hidung dan tubuh korban sudah kaku. Saat itu saksi belum mengetahui korban bahwa korban sudah melakukan tembakan ke tubuhnya. Mungkin karena meringkuk jadi gak ketahuan. Korban langsung dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan visum," jelas Awi.

Setelah dilakukan penyelidikan, ternyata ditemukan 4 kali tembakan senapan angin yang dilakukan oleh korban terhadap dirinya. Tembakan itu, yakni 3 tembakan yang berada di perutnya dan satu tembakan berada di hidungnya.

Sementara itu, berdasarkan keterangan surat dari Dokkes tentang hasil medis, dokter menyatakan bahwa korban memiliki kelainan yang dialami oleh korban yaitu mudah panik. Sehingga rasa panik itu muncul dan tidak bisa ditangani oleh korban, korban pun bunuh diri.

"Korban ini mudah panik. Dan rekomendasi dari dokter bahwa korban tidak bisa bekerja di bidang operasional, sehingga korban oleh direktur sabhara ditempat di staff," tutup Awi.
0 Komentar