Selasa, 12 Juli 2016 11:30 WIB

DPR Geram ABK Indonesia Jadi Bulan-Bulanan Perompak

Editor : Rajaman
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya megaku geram. Pasalnya, Anak buah kapal (ABK) asal Indonesia kerap menjadi korban penyanderaan oleh kelompok bersenjata belakangan ini.

Paling baru, penyanderaan kembali terjadi terhadap WNI di perairan Sabah, Malaysia.

"ABK dan Pelaut kita benar-benar jadi bulan-bulanan perompak dan teroris dari kelompok Abu Sayyaf. Mereka jadi tuman (ketagihan) karena kita terlalu lembek, terlalu persuasif istilahnya Panglima TNI," kata Tantowi melalui pesan singkat, Selasa (12/7/2016).

Ia mengingatkan adanya kesepakatan tiga negara yakni Indonesia, Malaysia dan Filipina untuk menjaga perairan yang selama ini sering dijadikan wilayah perompakan.

Sayangnya, kata Politikus Golkar itu, antara Menteri Pertahan (Menhan) dan Panglima TNI belum sepaham betul mengenai operasional kerjasama tersebut.

"Menhan bilang harus ada latihan dulu diantara Angkatan Laut ketiga negara. Sementara Panglima bilang semua prajurit itu siap perang (combat ready). Latihan tidak diperlukan," kata Tantowi.

Menurutnya, silang pendapat ini membuat penjagaan wilayah belum dapat dilaksanakan. Perompak pun memanfaatkan situasi ini.

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo geram terhadap ulah penyandera yang menyandera WNI ketika berada di Perairan Lahad Datu, Sabah, Malaysia beberapa waktu lalu.

"Ini sudah sangat keterlaluan," ujar Gatot di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (11/7/2016).

Yang membuat Panglima geram lantaran diketahui kelompok yang diduga Abu Sayyaf ini tidak menyandera semua Anak Buah Kapal saja.

Kelompok penyandera, kata Gatot, hanya mencari adakah WNI di dalam kapal tersebut. Ketika ditemui, hanya WNI yang dibawa untuk disandera.

"Suasana yang sangat saya sesalkan adalah mereka memilih, di dalam kapal nelayan itu ada tujuh, dicek semuanya yang punya paspor Indonesia ini yang diculik. Ada apa sebenarnya Abu Sayyaf dengan Indonesia?" ucap Gatot.

Gatot pun menegaskan apapun akan dilakukan oleh Pemerintah Indonesia, termasuk operasi militer untuk menggempur ke wilayah yang diduga kelompok Abu Sayyaf.
0 Komentar