Senin, 18 Juli 2016 13:38 WIB

Ahok Tidak Yakin Ada RS Juga Korban Vaksin Palsu

Editor : Hermawan
Laporan: Evi Ariska

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) merasa aneh dan tidak yakin dengan salah satu rumah sakit yang menyatakan juga sebagai korban dari peredaran vaksin palsu.

Padahal, Pemprov DKI Jakarta sudah mengingatkan pihak rumah sakit agar membeli vaksi dari distributor resmi sehingga bisa dipertanggung jawabkan.

"Kamu juga ketipu, suka ditipu juga sih. Udah tau pasti yang namanya palsu lebih murah kan. Kami juga sudah kasih tau, kamu kalau mau beli ini (vaksin) mesti lewat BUMN resmi," ujar Ahok di Balaikota DKI, Senin (18/7/2016) siang.

Mantan Bupati Belitung Timur ini menilai dengan terus menerus membeli vaksin pada pihak yang tidak jelas, maka ada kemungkinan besar indikasi itu sebagai bentuk kesengajaan.

"Jangan pengen murah. Pemasok yang enggak jelas, abal-abal, kamu beli. Kalau dasarnya seperti itu berarti kamu sengaja (beli vaksin palsu)," tandasnya.

Peredaran vaksin palsu hingga kini masih dalam penyelidikan Bareskrim Mabes Polri. Polisi sejauh ini telah menetapkan 23 orang tersangka dalam kasus vaksi palsu.

Mereka adalah, 6 orang produsen vaksi palsu, 9 orang distributor vaksin palsu, 2 orang pengumpul botol bekas vaksin palsu, 1 orang pembuat label vaksin palsu, 2 bidan dan 3 dokter.

Diwartakan sebelumnya, seratusan keluarga pasien kecewa dengan surat pernyataan sikap pihak RS Harapan Bunda dibacakan oleh Ketua Komite Medis RS Harapan Bunda, dr Seto Hanggoro.

Dalam surat penyataan sikap itu, walaupun pihak rumah sakit akan memberi vaksin ulang, tapi salah satu butirnya juga menyebut kalau RS Harapan Bunda juga korban dari peredaran vaksin palsu.

Dokter Seto menjelaskan vaksin palsu dimasukan ke RS Harapan Bunda oleh oknum dokter berinisial I, dan oknum perawat berinisial I.

“Jujur saja saya sangat prihatin atas apa yang menimpa anak bapak dan ibu sekalian mengenai vaksin palsu. Kami juga korban atas kejadian ini,” ujar dr Seto, di hadapan ratusan keluarga pasien di RS Harapan Bunda, Kramatjati, Jakarta Timur, Jumat (15/7/2016) petang.

Dokter Seto menjelaskan RS Harapan Bunda dalam membeli vaksin itu terjamin dari distributor resmi. Namun, pada periode bulan Maret-Juni, pihak rumah sakit mengalami kehabisan stok vaksin.

“Ada oknum dokter dan perawat rumah sakit. Dalam hal ini ada perawat yang menawarkan vaksin (palsu) itu ke dokter anak yang praktik di sini. Pihak rumah sakit tidak tahu menahu perihal proses pembelian vaksin tersebut, karena lewat jalur belakang,” ungkap dr Seto.

 
0 Komentar