Senin, 18 Juli 2016 15:30 WIB

CBA: Peredaran Vaksin Palsu Libatkan Oknum Kemenkes

Editor : Rajaman
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Direktur Centre For Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi menuding maraknya peredaran vaksin palsu yang terjadi saat ini disebabkan adanya permainan pihak tertentu.

"Saat ini ada vaksin palsu dan vaksin mahal. Baik yang palsu atau yang mahal membuat rakyat jadi korban tanpa ampun," kata Uchok dalam keterangan pers, Senin (18/7/2016).

Menurutnya, kemunculan vaksin palsu dan mahal ini disebabkan, ada dugaan kesengajaan permainan yang dilakukan oknum Kementerian Kesehatan.

"Artinya, timbulnya vaksin palsu dan mahal, jangan disalahkan melulu kepada orang-orang di luar Kementerian Kesehatan. Orang-orang internal Kementerian Kesehatan juga ada terlibat permainan, jangan lepas tanggungjawab dong. Ibarat seorang dokter, saat menulis resep kepada pasien. Yang ditulis itu, resep yang sudah dibisikin oleh pabrik obat agar dapat keuntungan secara pribadi," papar dia.

Sebetulnya, kata Uchok, tidak perlu terjadi atau muncul yang namanya vaksin palsu dan mahal jika pihak Kemenkes merealisasikan anggaran untuk vaksin asli sejak awal tahun atau sesuai perencanaan anggaran.

"Coba lihat pada tahun 2016 saja, Kementerian Kesehatan punya alokasikan anggaran untuk obat dan vaksin sebesar Rp 2.865.770.770.000. Tetapi realisasi anggarannya atau pengadaan obat dan vaksin saja baru dimulai pada 10 juni 2016, dan anggaran yang baru hanya Rp 25.200.000.000 dari total alokasi sebesar Rp 2.865.770.770.000," rinci dia.

Jadi, terang dia, untuk enam bulan ke depan, pihak Kemenkes tidak mungkin jika harus mencairkan sebesar Rp 2,86 triliun untuk beli vaksin.

Dengan demikian, lanjut Uchok, pihaknya melihat ada penundaan pencairan anggaran dari Januari sampai Juni dari Kemenkes yang membuat harga vaksin mahal.

Kondisi tersebut, kata dia, dimanfaatkan pelaku vaksin palsu yang melihat ada celah periode Januari-Juni untuk menjual dengan harga miring, dan dibeli oleh masyarakat karena harga jualnya murah.
0 Komentar