Kamis, 11 Agustus 2016 16:00 WIB

Jegal Ahok Pakai Isu SARA, PKB: Itu Tidak Relevan

Editor : Rajaman
Laporan: Evi Ariska

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), menolak digulirkannya isu Suku Ras Agama dan Antar Golongan untuk menghadang calon Gubernur petahana DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilgub DKI 2017.

"Isu (SARA) itu saya pikir nggak relevan lagi dipakai. Itu sama saja kita mengalami kemunduran. Saya pikir ini kita di Indonesia dan PKB sebgai partai terbuka sangat menghargai pancasila dan kebhinekaan," kata anggota DPRD DKI Jakarta dari fraksi PKB, Abdul Azis kepada wartawan, Kamis (11/8/2016).

Azis juga menilai masyarakat Indonesia khususnya DKI Jakarta sudah cerdas dalam melihat siapa calon pemimpin yana benar-benar terbukti kerja nyatanya serta berpihak kepada rakyat kecil.

"Kalau masih menggunakan isu SARA soal pemimpin kafir itu kan melanggar UU dan aturan yang ada. Masyarakat Jakarta sudah cerdas-cerdas bisa membedakan mana pemimpin yang layak dipilih dan tidak," pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Rokhmat S. Lobib menyebutkan tiga cara yang bisa dilakukan umat Islam di Jakarta untuk membuat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak terpilih lagi di pilkada Jakarta periode 2017-2022.

"Saya kira kalau kita mau mencegah orang kafir jadi pemimpin, pertama, ubah sistemnya. Sistem demokrasi memberikan peluang kepada orang kafir menjadi orang pemimpin," kata Rokhmat dalam diskusi bertema Tolak Ahok, Tolak Pemimpin Kafir? di gedung Joang 45, lantai 3, Jalan Menteng Raya, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (10/8/2016),

Kedua, orang kafir tidak akan menjadi pemimpin kalau tidak ada partai politik yang mencalonkan Ahok.

"Coba cek siapa saja para ketua partai yang ada? Agamanya apa?" kata Rokhmat.

Cara yang ketiga, kata Rokhmat, dengan menyadarkan umat muslim bahwasanya Islam melarang umat muslim memilih pemimpin dari agama di luar Islam.

"Meskipun parpol mencalonkan, jika rakyat tidak mau memilih, maka orang kafir tidak akan menjadi pemimpin di negeri ini," kata Rokhmat.

"Tiga hal inilah yang harus kita rubah," kata Rokhmat menambahkan.
0 Komentar