Selasa, 16 Agustus 2016 16:30 WIB

Pidato Jokowi Harus Munculkan Optimisme

Editor : Rajaman
Laporan: Evi Ariska

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Anggota DPR Daniel Johan, menilai tidak ada yang salah dalam pidato Presiden RI Joko Widodo.

Hal itu dilontarnya lantaran dalam pidatonya Jokowi banyak bercerita mengenai kondisi Indonesia yang dinilai berbagai pihak tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

"Kalo kami sebenarnya momennya itu menyambut 17-an adalah semangat yang baik-baik, dan menjadi tugas media untuk menggali kekurangan. Karena ini pidato resmi kenegaraan yang tujuannya untuk memberikan semangat optimisme," kata Johan di Gedung DPR, Selasa (16/8/2016).

Politikus PKB ini menjelaskan jika pidato Presiden tentu harus bersifat optimis, bukan pesimis. Isinya juga harus menjelaskan mengenai tantangan ke depan bagi Indonesia.

"Mungkin ini belum selesai karena kita tunggu pada fase ketiga (sidang DPR), dan ini tentu menjadi kekurangan dan kita berharap dia (Jokowi) mendengar bahwa banyak tantangan-tantangan yang menjadi kekurangan, harus disambut dan disikapi optimis, bahwa begitu banyak yang harus dikerjakan dengan serius lagi," pungkasnya.

Sebelumnya pidato Presiden RI Joko Widodo dalam rangka HUT ke-71 Proklamasi Kemerdekaan RI di depan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI di Jakarta, Selasa (16/8) menyampaikan bahwa sampai sekarang ekonomi global masih mengalami perlambatan.

Hal itu menurut Presiden berakibat pertumbuhan ekonomi nasional perekonomian Indonesia pada triwulan pertama tahun 2016 tumbuh 4,91 persen. Bahkan dalam triwulan kedua tahun ini, pertumbuhan ekonomi nasional naik menjadi 5,18 persen.

Pertumbuhan itu menurut Presiden jauh lebih besar di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia dan negara-negara berkembang dan pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan salah satu pertumbuhan yang tertinggi di Asia.

Sementara itu tantangan politik dan keamanan global, Presiden menilai saat ini semakin berat dan semakin beragam.

Dia mencontohkan, fenomena pergolakan politik di Timur Tengah berdampak pada ketidakstabilan kawasan dan memicu perluasan aksi terorisme di dunia termasuk di Ibu Kota Indonesia.

Presiden mencontohan peristiwa bom di Jalan MH Thamrin pada 14 Januari 2016, teroris mencoba menimbulkan kepanikan masyarakat. Namun mereka gagal. Bangsa Indonesia tidak bisa diteror, modal persatuan kita sebagai sebuah Bangsa sangat kuat.
0 Komentar