Sabtu, 03 September 2016 08:07 WIB

Istri Trump Gugat Media Rp1,9 Triliun

Editor : Yusuf Ibrahim
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Melania Trump, istri calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Donald Trump, menggugat media Daily Mail dan seorang blogger yang membeberkan masa lalu bekas model itu.


Melania Trump menggugat sebesar USD150 juta atau sekitar Rp1,9 triliun. Melalui pengacaranya, Melania Trump, mengatakan bahwa laporan masa lalunya yang ditulis media dan seorang blogger itu 100 persen bohong. Laporan itu dia anggap sangat merusak.

Daily Mail pada bulan lalu mengutip laporan majalah Slovenia tentang agen model yang bekerja untuk Trump di New York pada 1990-an. Agen itu disebut  juga menjalankan bisnis pengawalan serta menyediakan perempuan untuk layanan seksual bagi klien kaya.

Donald Trump pernah mengancam akan mengambil tindakan hukum terhadap media-media yang membuat laporan semacam itu. Pengacara Trump, Charles Harder, mengatakan dalam sebuah e-mail bahwa laporan perihal masa lalu Melania Trump adalah bohong.

”Tergugat ini membuat beberapa pernyataan tentang Nyonya Trump yang 100 persen palsu dan sangat merusak reputasi pribadi dan profesionalnya,” kata Harder dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis. Gugatan diajukan di pengadilan Montgomery County, Maryland.

Pihak Daily Mail tidak segera menanggapi permintaan untuk mengomentari gugatan Melania Trump. Dalam gugatan tersebut, pihak Melania Trump juga menuduh blogger asal Maryland bernama Webster Griffin Tarpley telah menerbitkan pernyataan palsu dan fitnah tentang Melania Trump.


Termasuk, yang menyebut bekas model itu menderita gangguan saraf full-blown. Tarpley juga tidak memberikan komentar setelah gugatan dilayangkan calon Ibu Negara AS ini.

”Tindakan tergugat begitu mengerikan, berbahaya dan berbahaya bagi Nyonya Trump yang merusak dirinya dengan perkiraan USD150 juta dolar,” bunyi pernyataan pengacara Trump, seperti dikutip Reuters, Jumat (02/09/2016).

Melania Trump lahir di Slovenia dan pindah ke AS pada 1990-an. Dia menikah dengan Donald Trump pada tahun 2005.(exe/ist)

0 Komentar