Sabtu, 03 September 2016 18:30 WIB

Soal Penggusuran Rawajati, Pemprov Diminta Jangan Tutup Mata

Editor : Rajaman
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Sejumlah warga korban penggusuran Rawajati Pancoran, Jakarta Selatan, menolak dipindah ke rusun Marunda. Kini, mereka memilih mendirikan tenda di trotoar dekat apartemen Kalibata City.

Mereka membuat tenda dari terpal, sisa spanduk, dan bambu. Mereka tak mau beranjak ke Rumah Susun Marunda karena letaknya yang terlalu jauh.

Sekretaris Komisi A DPRD DKI Jakarta, Syarif mengatakan, Pemprov DKI tidak boleh tutup mata dengan situasi di sekitar lokasi. Pemprov juga jangan menutup mata terhadap nasib anak-anak yang trauma karena rumahnya digusur.

Menurut Syarif, untuk menghilangkan trauma anak-anak korban penggusuran paksa, sudah selayaknya Pemprov DKI memberikan layanan konseling kepada mereka.

"Kasihan anak-anak yang kemarin lihat rumahnya digusur paksa. Belum lagi adanya keributan yang mengakibatkan jatuhnya korban. Tentu anak-anak itu trauma dan sangat membutuhkan layanan konseling," kata Syarif, Sabtu (3/9/2016).

Menurut Syarif, di Rusunawa Marunda yang akan menjadi tempat relokasi juga harus disediakan tim psikolog untuk mendampingi anak-anak mereka.

Pasalnya rusunawa merupakan tempat baru bagi anak-anak setelah rumah orangtua mereka di pinggir rel kereta api diratakan dengan tanah.
0 Komentar