Rabu, 14 September 2016 14:57 WIB

Ahli Toksikologi: Sianida Bisa Ditelusuri dengan Mudah

Editor : Hermawan
Laporan: Arif Muhammad Riyan

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Ahli toksikologi kimia dari Universitas Indonesia (UI), dr Budiawan menjelaskan proses sianida bereaksi ketika terpapar hingga masuk ke dalam tubuh.

Layaknya bahan kimia pada umumnya, sianida memiliki sifat yang dapat ditelusuri dan memiliki karakteristiknya masing-masing.

"Penelusuran bahan kimia pertama-tama harus melihat, dari mana sumber paparannya. Apakah makanan, minuman, udara, atau air. Kemudian, bagaimana cara bahan kimia terpapar, apakah dengan cara terhirup, melalui mulut, atau kontak kulit," jelas dr Budiawan dalam kesaksiannya di sidang Jessica Kumala Wongso, di PN Jakarta Pusat, Rabu (14/9/2016).

dr Budiawan menjelaskan ketika bahan kimia yang terpapar itu masuk ke dalam tubuh, maka ada yang namanya proses detoksifikasi. Jika proses detoksifikasi tubuh manusia terhadap bahan kimia tertentu berjalan, maka akan ada jejak dari bahan kimia yang tertinggal.

"Kita bicara bahan kimia sebelum sampai ke organ. Kalau sudah sampai ke organ, akan terjadi reaksi kimia. Reaksi atau efeknya ke tubuh tergantung seberapa besar dosis bahan kimia tersebut," ucap dr Budiawan.

Soal bahan kimia sianida, dr Budiawan memastikan jejak yang tertinggal di dalam tubuh sebagai bentuk reaksi kimia adalah tiosianat. Apabilatidak ada tiosianat, maka dipastikan tidak ada sianida yang masuk ke dalam tubuh.

'Itu sudah sifat pastinya sianida, yaitu ada tiosianat. Makanya kenapa, kalau bicara terpapar bahan kimia, misalnya keracunan bensin, belum tentu ditemukan bensin di dalam tubuh orang tersebut. Akan ditemukan zat lain sebagai hasil dari metabolisme atau proses detoksifikasi," ujar dr Budiawan.

Kuasa hukum Jessica, Otto Hasibuan menyandingkan pernyataan dr Budiawan dengan hasil pemeriksaan barang bukti yang dikeluarkan oleh Puslabfor Polri terkait kasus ini.

Dari hasil tersebut, didapati ada 0,2 miligram (mg) per liter sianida di sampel lambung Wayan Mirna Salihin. Sedangkan di organ tubuh lain, seperti cairan lambung, empedu dan hati, serta urine, dinyatakan negatif sianida.

"Menurut ahli, apakah memang sianida yang menyebabkan kematian korban?" tanya Otto.

"Saya meragukan hal tersebut, karena kalau memang ada, pasti jumlah sianida atau tiosianat di dalam tubuh itu ada banyak. Saya juga bertanya-tanya kenapa langsung menuju ke sianida, karena di empedu, hati, dan urine itu negatif. Saya, kalau mau menyimpulkan dari data itu, tidak akan langsung bilang matinya karena sianida," jawab dr Budiawan.

 
0 Komentar