Selasa, 27 September 2016 12:08 WIB

Atlet Dicurangi, Ketua DPRD DKI Desak KONI Pusat Ambil Sikap Tegas

Editor : Rajaman
Laporan: Evi Ariska

BANDUNG, Tigapilarnews.com - Pemprov DKI yang diwakili Wakil Gubernur (Wagub) Djarot Saiful Hidayat dan juga dari pihak legislatif tingkat DPRD DKI, yakni Prasetyo Edi Marsudi melakukan kunjungan ke Bandung, Jawa Barat untuk menyaksikan serta memberikan dukungan kepada kontingen atlet DKI yang masih berlaga di arena PON XIX.

Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi kepada wartawan mengaku sangat kecewa dan prihatin atas adanya kecurangan yang terjadi di arena PON kali ini. Apalagi kecurangan yang mengakibatkan ini dialami oleh atlet dari Jakarta.

"Saya gini-gini pernah menjadi atlet hoky dan salah satu biker nasional. Lihat situasi PON seperti ini (ada kecurangan) apalagi kena atlet kita kena sangat sedih dan prihatin donk," kata Prasetyo yang menemani Wagub Djarot di Hotel Patra Jasa, Dago, Bandung, Selasa (27/9/2016).

Sekertaris DPD PDIP DKI ini pun mendesak agar KONI Pusat dapat mengambil sikap yang adil dan tegas, sehingga kecurangan di event pesat olahraga nasional seperti ini tidak terjadi lagi kedepannya.

"Kita tujuannya PON menjaga sportivitas. Tapi kalau sudah model kayak gini siapa yang berani. Kita berlatih puluhan tahun hanya dikalahkan 1 menit dan dua menit karena dicurangi. Itu yang harus diantisipasi agar olahraga kita maju," sesal pria akrab disapa Pras ini.

Diketahui, Tim judo DKI Jakarta memilih mengundurkan diri dari arena pertandingan cabang olahraga judo PON XIX/2016, Senin (19/9), yang berupakan hari terakhir ini pertandingan nomor beregu putra dan putri.

Pelatih Tim Judo DKI Jakarta Djamiat Kamal ditemui di lokasi pertandingan GOR Saparua, Bandung, menjelaskan alasan pengunduran timnya karena pertandingan judo PON 2016 tidak berjalan sportif. Menurutnya, tampak sekali wasit memberikan keuntungan bagi tim tuan rumah.

Seharusnya pada hari terakhir tersebut, tim DKI akan berlaga di nomor beregu putra dan putri, namun tim DKI akhirnya dinyatakan kalah oleh panitia pertandingan karena memutuskan mundur.

"Banyak keputusan wasit yang sangat merugikan tim daerah lain, tapi justru sebaliknya pihak tuan rumah yang diuntungkan. Salah satu contoh di nomor kata, seharusnya di nomor seni itu kami minimal dapat satu emas, tapi nyatanya lepas," jelasnya.

Djamiat mengaku kecewa dan sangat menyesalkan ajang besar olahraga seperti PON harus dicederai oleh tindakan yang kurang sportif dan melupakan tujuan olahraga sesungguhnya.

"Bayangkan, kami telah melakukan persiapan selama empat tahun, dengan biaya yang tidak sedikit dan toh pada akhirnya menerima fakta yang tidak baik. Jujur kalau pandangan saya mendingan menjadi juara yang sejati dibandingkan hanya akal-akalan," katanya.
0 Komentar