Senin, 03 Oktober 2016 14:44 WIB

Cerita Driver Gojek Ikut Aksi Unjuk Rasa

Editor : Hermawan
Laporan: Muchammad Syahputra

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Aksi unjuk rasa damai seratusan driver Gojek di depan kantor PT Gojek Indonesia, Kemang Jakarta Selatan, menuntut penghapusan sistem performa. Sistem itu dianggap memberatkan para driver Gojek.

Salah satu driver Gojek, Fazrin Rinaldi (27) mengatakan, bahwa sistem performa dianggap tidak masuk akal, apabila melihat kinerja masing-masing driver Gojek. Hal tersebut terlihat saat perusahaan Gojek memberi bonus tambahan kepada mitranya.

"Itu tidak jelas, membuat kami berpikir ada yang janggal, soalnya kami jadi suka serba salah. Ada driver seharian ada orderan diambil terus, tapi tahu-tahu performa turun. Kan aneh," jelas Fazrin, di kawasan Cipinang Indah, Jakarta Timur, Senin (3/10/2016).

Fazrin menjelaskan sistem performa membuat para driver Gojek ojek online dalam posis lemah lantaran tidak mampu dalam membatalkan orderan.

Sebab, apabila dengan sengaja menekan tombol cancel (membatalkan orderan), maka performa para driver langsung menurun.

"Karena kami cancel orderan. Kami kadang suka dapet orderan palsu itu kan buang waktu. Jadi udah dicari yang ngorder tapi enggak ada di lokasi. Mau enggak mau kami cancel. Nah, kami cancel, performa langsung turun. Kalo diterima enggak kelar-kelar, orang enggak ada yang order. Karena ini ngeberatin kami di lapangan ," ungkap Fazrin.

Fazrin mengatakan pada akhirnya driver Gojek tidak bisa mendapatkan bonus atas kinerjanya. Hal tersebut membuat para driver menganggap perhitungannya tidak jelas.

"Misalnya, kami udah bener semangat performa tahu-tahu turun. Performa itu di atas 50 persen baru dapet bonus. Tapi, itu mencapai angka itu sulit karena ada aja yang bikin turun enggak jelas kayak yang saya tadi jelasin," ujarnya.

Maka dari itu, para driver Gojek menggelar aksinya pada hari ini. Mereka berharap adanya penghapusan sistem performa tersebut.

"Sebagai mitra, mereka ingin sama-sama bekerja dan saling memberi keuntungan, kalo dulu jemputan terlalu jauh. Ada order go food fiktif. Kami lepas aja enggak kenapa-kenapa. Aturannya enggak ada kan. Nah, itu harus diatur, sekarang jadi enggak nyaman deh. Enggak dapet-dapet bonus jadinya," pungkasnya.
0 Komentar