Kamis, 06 Oktober 2016 11:21 WIB

Timses Ahok-Djarot Sebut Wajar Elektabilitas Survei Menurun

Editor : Rajaman
Laporan: Ryan Suryadi

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Juru Bicara (Jubir) Tim Pemenangan Ahok-Djarot, Ansy Lema menyatakan menurunnya elektabilitas pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat ke angka 31,4% sebagai hal wajar.

Sebab, semua ini terjadi karena di Pilgub mendatang ada calon kuat dan potensial yang bisa mengalahkan duet petahana yakni Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno

Disisi lain Lema menuturkan pola seperti ini biasa dalam survei dan gejala alami karena memang telah ada calon definitif. Beberapa persen undecided voters (pemilih yang sebelumnya belum menentukan pilihan) tentu berpindah ke kandidat lain.

Namun, Ansy Lema menyatakan, jika merujuk pada hasil survei internal timnya, elektabilitas Ahok-Djarot masih di atas angka 40%. Berbeda dengan LSI yang menyebut jumlah undecided voters (pemilih yang belum menentukan pilihan) sebesar 28,2%, Ansy menyampaikan angka undecided voters hasil survei internal timnya jauh di bawah angka itu, bahkan di bawah 13%.

"Setelah calon telah diumumkan secara definitif, masyarakat sebenarnya telah disuguhkan pilihan. Maka, logis angka undecided voters mestinya menurun drastis", jelas dia.

Dia menambahkan adalah wajar jika elektabilitas pasangan Anies-Sandi dan Agus-Sylvi melesat tajam dalam waktu singkat, mengingat kandidat yang dimunculkan adalah figur kaliber dan telah dikenal publik. Namun, Ansy meyakini fenomena ini tidak akan berlangsung lama.

Hal tersebut merupakan eforia sesaat akibat efek keterkejutan pasca dimunculkannya calon yang tidak disangka-sangka publik.

"Tapi, pasti akan ada titik jenuh. Situasi segera kembali normal. Kami percaya Ahok-Djarot bisa rebound lagi ketika "masa bulan madu" Anies-Sandi dan Agus-Sylvi segera habis. Apalagi tingkat kepuasan publik pada pasangan petahana masih tinggi di atas 75%", ucapnya.

Ansy menjelaskan, pada akhirnya pemilih akan realistis, yakni akan memilih pemimpin yang sudah terbukti berkinerja baik dan teruji rekam jejaknya. Pemilih Jakarta adalah pemilih cerdas yang memilih atas dasar kinerja konkrit, bukan sebatas janji.

Dalam demokrasi modern, Ansy menanggapi secara positif survei yang dilakukan banyak lembaga. Jika hasil survei menyatakan elektabilitas Ahok-Djarot turun, tetap mesti direspon secara positif dengan menjadikannya sebagai bahan evaluasi dan introspeksi atas kerja tim.

Dari sana bisa dihasilkan rekomendasi tentang strategi-strategi pemenangan yang harus dilakukan untuk pemenangan. Maka, adalah hal biasa, jika ada calon yang elektabilitasnya naik, maka pasti ada yang turun. "Ini manfaatnya survei dilakukan banyak lembaga agar ada perbandingan", tutur Ansy.

Lebih lanjut, masyarakat memiliki catatan tersendiri menyangkut reputasi dan kredibilitas lembaga survei.

"Dulu hasil survei LSI yakin pak Fauzi Bowo akan menang satu putaran. Faktanya, pak Foke kalah, bahkan setelah melewati dua putaran", tandas dia.
0 Komentar