Sabtu, 15 Oktober 2016 13:27 WIB

PBNU: Demo Ahok Ditunggangi Kepentingan Politik

Editor : Danang Fajar
Laporan : Arif Muhammad Riyan

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Puluhan ribu berbagai ormas Islam menggelar aksi demo di Balaikota DKI Jakarta, Jumat (14/10/2016) kemarin. Demo tersebut dikarenakan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) disebut menistakan agama Islam lewat surat Al-Maidah ayat 51.

Menanggapi permasalahan tersebut, Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Ishomuddin mengatakan, setiap sebab perpecahan wajib untuk dihindari.

Setiap tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga semua media juga wajib berupaya untuk menjaga keamanan dan kedamaian negara ini, apalagi ibu kota Jakarta saat ini suhu politiknya semakin terasa memanas akhir ini.

"Kasus Ahok yang keseleo lidahnya sudah meminta maaf. Sudah seharusnya turut membuka kelapangan hati umat Islam untuk memaafkannya. Kemarahan umat Islam sebagai hal yang wajar itu harus terkendali, harus reda dan tidak perlu berlebihan. Percayalah pada ucapan bijak Mustasyar PBNU, KH. Ahmad Mustofa Bisri bahwa agamamu tidak akan menjadi hina karena dihina, tetapi sikapmu (yang buruk) yang membuatmu menjadi hina," ucapnya di Jakarta, Sabtu (15/10/2016).

Rais melanjutkan, Allah melarang segala hal yang berlebihan lantaran akan mengarah kepada kerusakan. Karena itu, Rais meminta agar para ormas Islam menyerahkan kasus ini kepada pihak berwajib yang sebelumnya telah menerima laporan dari berbagai perwakilan umat Islam.

"Para tokoh agama khususnya seharusnya bertanggungjawab untuk meredakan kemarahan, mendinginkan hati umatnya dan bukan sebaliknya justru provokatif turut terlibat memanaskan suasana yang berpotensi destruktif dan ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan politik sesaat atau mungkin saja kepentingan asing," ungkapnya.

Demo besar kemarin dengan judul "tangkap Ahok", kata Rais, menyiratkan kemarahan dan sekaligus ketidakpercayaan sebagian umat Islam kepada aparat penegak hukum dan pemerintah saat ini.

Rais menyebut, unjuk rasa dalam jumlah massa yang besar bukan saja ditunggangi oleh kepentingan politik, tetapi juga ditunggangi oleh manusia picik yang seringkali membenturkan hubungan antara agama dan konstitusi.

"Dan bukan pula mustahil dirancang, didanai dan dikendalikan oleh tangan-tangan asing yang dengan sengaja ingin memecah belah kesatuan dan persatuan di Indonesia demi kepentingan-kepentingan mereka. Inilah yang mungkin tidak disadari oleh sekumpulan manusia yang sedang marah itu dan kehilangan akal sehatnya," cetusnya.
0 Komentar