Senin, 17 Oktober 2016 15:37 WIB

Tokoh Tionghoa: Ahok 'Kambing Hitamkan' Ormas Soal Taman Rusak

Editor : Rajaman
Laporan: Evi Ariska

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Tokoh Masyarakat Tionghoa. Lieus Sungkharisma menyindir Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang hanya mencari 'kambing hitam' perihal kerusakan taman akibat dari demo Front Pembela Islam (FPI) dan sejumlah ormas pada Jumat (14/10/2016) kemarin.

"Taman itu kerusakan kecil yang gak perlu diomongin Ahok lah. Aduh, baru taman rusak aja ngomongnya gitu," kata Lieus saat dihubungi, Senin (17/10/2016).

Menurut Aktivis Kemanusiaan ini kerusakan taman adalah masalah kecil yang tidak perlu dibesar-besarkan. Selain itu, Ahok tidak bisa menuduh yang merusak taman adalah para pendemo, karena tidak ada bukti.

"Baru nuduh orang yang demo. Kok si Ahok bisa-bisanya nuduh. Itu urusan terlalu kecil. Lain kalau dia punya buktinya, ada CCTV nya baru dia bisa ngomong gitu, ini kan asal nyeplak aja," ungkapnya.

"Gubernur itu dia harus wise, bijaksana, biar dihormati karena kebijakan dia, karena keteladanan dia, kalau dia main nuduh dan orang kecil selalu ditindas yang gede-gede dia gak berani," lanjutnya.

Lieus yang juga loyalis Agus-Sylviana ini menilai, Ahok sebagai gubernur tidak perlu mengurusi masalah-masalah kecil, melainkan yang harus diurus oleh mantan Bupati Belitung Timur itu adalah seperti kasus pembelian lahan Cengkareng.

"Mesti yang dia urus itu kayak kasus tanah Cengkareng, kenapa Pemda mesti beli tanah sendiri. Itu yang perlu di teriak-teriak itu. Ini taman dia urusan," tandasnya.

Sebelumnya, Ahok menyayangkan sikap acuh dan tidak bertanggungjawab yang ditunjukkan oleh oleh ribuan demonstran yang menyebabkan taman di sepanjang Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat rusak.

"Makanya mereka pada mau tanggung jawab enggak? Enggak pernah kan?" katanya di Balaikota DKI Jakarta, Jumat (14/10/2016).

Sementara itu Dinas Pertamanan dan Pemakaman menyebutkan, akibat aksi tersebut, estimasi kerugian Pemprov DKI diperkirakan mencaai Rp 60 juta.

"Diperkirakan Rp 60 jutaan," kata Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI, Djafar Muchlisin, Sabtu (15/10/2016).
0 Komentar