Sabtu, 22 Oktober 2016 06:15 WIB

Sektor Perikanan Indonesia Kehilangan Rp91 Triliun Era SBY

Editor : Yusuf Ibrahim
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, mengungkapkan kondisi sektor perikanan Tanah Air saat ini jauh lebih baik dibanding pemerintahan sebelumnya.

Sebab, sejak 10 tahun lalu atau pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sektor perikanan Indonesia kehilangan sekitar USD7 miliar atau sekitar Rp91 triliun (kurs Rp13.000/USD).

Hal tersebut diungkapkannya dalam pemaparan mengenai kinerja dua tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (Jokowi-JK), yang diadakan oleh Kantor Staf Kepresidenan RI.

Susi mengatakan, pada saat itu industri perikanan seakan hampir mati karena kehabisan bahan baku (raw material). Jumlah rumah tangga nelayan merosot dari 1,6 juta menjadi 868.414 rumah tangga pada 2013.

"Realita yang ada selama 10 tahun sebelum Jokowi adalah penurunan jumlah rumah tangga nelayan turun jauh jumlahnya. Dari 1,6 juta menjadi 868.414 pada 2013. Kehilangan hampir 50% rumah tangga nelayan dikarenakan bahan raw material," katanya di Gedung Bina Graha, Jakarta, Jumat (21/10/2016).

Selain itu, sambung mantan Bos Susi Air ini, minimnya stok ikan di era pemerintahan SBY juga menyebabkan sekitar 115 eksportir makanan laut (seafood) terpaksa gulung tikar. Pasalnya, mereka tidak bisa mengekspor lantaran minimnya stok ikan.

"Selain nelayan berkurang, perusahaan banyak tutup tidak bisa ekspor. Kurang lebih bisnis perikanan kehilangan USD6 hingga USD7 miliar selama 10 tahun," imbuh dia.

Sejak Presiden Joko Widodo (Jokowi) mulai mengambil alih pemerintahan, kata Susi, industri perikanan kembali menggeliat. Pada 2014, nilai tukar nelayan hanya berada pada posisi 102, namun saat ini telah berada pada posisi 108 hingga 110. Tak hanya itu, kontribusi sektor perikanan terhadap produk domestik bruto (PDB) juga naik pesat.

"PDB perikanan tumbuh signifikan. 2014 pertumbuhan (sektor perikanan) sampai akhir tahun 7,35% dimana PDB nasional 5,02%. Pada 2015 naik jadi 8,37%. Kita harap akhir tahun bisa 9% lebih. Berbanding dengan PDB sektor lainnya, sangat jauh berbeda. Naiknya kelihatan sekali," tandas Susi.(exe/ist)
0 Komentar