Senin, 24 Oktober 2016 20:17 WIB

Lepas dari Jeratan Drug, Eks Narkoba Buka Servis Elektronik

Editor : Hermawan
Laporan: Arif Muhammad Riyan

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Sudah 16 tahun Arpan (38) lepas dari jeratan narkotika. Kini, Arpan sedang fokus mengurus usaha servis elektronik di Jalan Babakan III Serpong, Tangerang. Usaha yang dirintisnya sejak tujuh tahun lalu itu sudah menyewa dua kios dan menggaji seorang karyawan.

Arpan menuturkan, sempat masuk ke jurang narkotika karena pengaruh lingkungan. Akhirnya, dia dibawa ke Panti Sosial Pamardi Putra Husnul Khotimah, Serpong, Tangerang untuk menjalani rehabilitasi.

"Waktu itu, di samping rehabilitasi, saya diberikan pembinaan keterampilan. Saya ambil pembinaan elektro," ucap Arpan, Senin (24/10/2016).

Di panti itu, lanjutnya, dia diberikan pengenalan komponen elektro. Kebetulan dia hobi mengotak-atik barang elektronik. Panti pun memfasilitasinya.

"Selama kira-kira enam bulan, saya diberikan pembinaan elektro. Saya dikenalin alat-alatnya seperti apa. Saya waktu itu masih awam banget. Setelah pembinaan saya ikut magang," ujar Arpan.

Dalam program magang itu, katanya, dia mendapatkan tempat magang khusus servis elektro. dia merasa beruntung karena tempat dia magang merupakan tempat servis elektro yang cukup bagus.

"Di tempat magang itu, saya praktekin semua yang sudah diberikan dari panti. Ternyata awalnya susah. Magang ini lumayan sulit dan kita butuh lebih banyak belajar lagi," terang Arpan.

Dia melanjutkan, di tempat magang itu dia sempat magang selama 3 bulan. Panti awalnya hanya menginginkan ia magang sebulan. Karena ingin belajar lebih dalam, dia meminta agar ditambah waktu magangnya.

"Tempat magang saya merespon dengan baik. Dari panti juga mendukung. Saya merasa bersyukur karena bisa melakukan pendalaman di tempat servis eletro itu," kata Arpan.

Sampai akhirnya, dia mampu bekerja di tempat servis elektro yang menjadi tempat magangnya itu. Setahun kemudian, dia mencoba membuka usaha servis elektro sendiri bersama temannya.

"Karena modalnya kurang, saya patungan dengan temen saya. Dia usaha jahit saya buka servis. Tapi, karena saya orang baru jadi pelanggannya juga jarang. Waktu itu yang penting bisa untuk makan sehari-hari," imbuh Arpan.

Karena kurangnya pemasukan, akhirnya Arpan menutup usahanya. Setelah itu, dia menjadi instruktur di Panti Sosial Pamardi Putra Husnul Khotimah untuk mengumpulkan modal.

"Dari situ saya kumpulin modal. Alhamdulillah, buka usaha servis elektro lagi, dan bisa sampai sekarang. Yang penting ada keyakinan kalau kita bisa sama hobi sih," ujar Arpan.

Sementara itu, Kepala Panti Sosial Pamardi Putra Husnul Khotimah, Yayat Duhayat mengatakan, cukup banyak alumni yang sudah bisa menghidupi diri sendiri dan keluarganya.

"Karena di samping rehabilitasi, kami punya program pembinaan keterampilan. Tujuannya, ketika mereka selesai masa rehabilitasi, mereka punya pendapatan dan tidak kembali ke narkotika," ucap Yayat.

Yayat melanjutkan, saat ini sudah ada 60 orang warga binaan sosial di pantinya yang sedang magang di beberapa tempat. Ada yang di bengkel motor, mobil, servis eletro dan las. Mereka semua tersebar ke beberapa tempat.

"Kami bekerja sama dengan pihak bengkel dan servis itu agar mau menerima mereka magang. Alhamdulillah, mereka disambut baik. Bahkan, ada mereka juga senang," ungkap Yayat.

Dengan adanya magang itu, katanya, pihaknya akan bisa menilai sejauh mana kemampuan anak-anak binaannya.

Pemilik bengkel, instruktur, dan pendamping melakukan penilaian terhadap anak binaan yang sedang magang.

"Program ini cukup efektif. Banyak alumni yang sudah berhasil dengan program ini. Jadi ketika dikembalikan kepada keluarga nanti, anak-anak binaan ini sudah punya skil keterampilan," kata Yayat.

 
0 Komentar