Selasa, 01 November 2016 08:50 WIB

Demokrat Tuntut Penjelasan FBI

Editor : Eggi Paksha
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Sejumlah politisi top Partai Demokrat menuntut FBI untuk memberikan informasi lebih rinci tentang penyelidikan baru skandal email Hillary Clinton.

Mereka pun memberikan batas waktu hingga Senin kepada Direktur FBI untuk memberikan penjelasan. Sebelumnya, Direktur FBI, James Comey menulis surat yang menyatakan pihaknya akan membuka penyelidikan terhadap penggunaan server pribadi oleh Hillary Clinton.

Comey mengatakan pihaknya menemukan email baru dan akan memeriksanya apakah email tersebut berisi informasi sensitif pemerintah.

"Surat ini meresahkan karena kata-katanya samar dan meninggalkan begitu banyak pertanyaan yang belum terjawab," tulis mereka dalam sebuah surat kepada James Comey seperti dikutip dari Sky News, Minggu (30/10/2016).

"Tidak jelas apakah email yang diidentifikasi oleh FBI adalah email yang berada dalam pengamanan FBI, apakah salah satu email telah diperiksa, apakah Sekretaris Hillary Clinton telah mengirim atau menerimanya, atau apakah mereka memiliki makna apapun untuk FBI sebelum penyelidikan," sambung surat itu.

"Surat itu juga meresahkan karena melanggar tradisi yang sudah lama dari Departemen Kehakiman dan FBI harus berhati-hati dalam hari-hari menjelang pemilu agar tidak mempengaruhi hasil," demikian surat politisi Partai Demokrat tersebut.

Dalam suratnya, para politisi itu kemudian merujuk memo internal yang dilaporkan dikirim pada hari Sabtu oleh Comey kepada staf FBI dimana ia menyatakan pihak Biro tidak tahu seberapa penting email baru tersebut, "Saya tidak ingin membuat kesan yang menyesatkan."

Para senator itu kemudian menyatakan: "Sayangnya, surat Direktur Comey telah disalahpahami. Hal ini digunakan untuk tujuan politik, menciptakan kesan menyesatkan tentang niat dan tindakan FBI," kata mereka.

"Hanya 10 hari sebelum pemilihan presiden, rakyat Amerika berhak mendapatkan penjelasan tanpa penundaan mengenai pengumuman terbaru FBI. Jika mengecewakan akan dianggap tidak bertanggung jawab dan merugikan rakyat Amerika," tukasnya.(exe/ist)
0 Komentar