Minggu, 06 November 2016 21:54 WIB

Rusia Cegah Militan Soviet Beperang di Suriah

Editor : Eggi Paksha
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Perdana Menteri Rusia, Dmitri Medvedev, mengungkap tujuan yang ingin dicapai Moskow berperang di Suriah.

Menurutnya, Rusia berperang di Suriah untuk mencegah militan dari bekas republik Soviet yang berperang di Suriah kembali ke negara itu dan melakukan serangan.

"Tindakan Rusia di Suriah tidak hanya didasarkan pada kebutuhan untuk melawan ancaman destabilisasi yang tumbuh di Timur Tengah tetapi, di atas itu semua, pada kebutuhan untuk melindungi kepentingan nasional kita," kata Medvedev seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (6/11/2016).

Pada saat yang sama, perdana menteri Rusia juga mengatakan bahwa daftar tujuan Rusia di Suriah termasuk bantuan pinjaman kepada Presiden Bashar al-Assad. "Pemerintah Suriah kepada kami meminta bantuan militer," katanya.

Ia menambahkan bahwa Rusia memiliki perjanjian yang relevan dan menekankan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin mengambil keputusan untuk membuat bantuan militer untuk Suriah secara terbatas sesuai dengan kepentingan nasional Rusia.

Medvedev juga menekankan bahwa Rusia tidak membantu Assad untuk mempertahankan kekuasaan, melainkan sedang berusaha mencegah Suriah dari disintegrasi dan jatuh ke tangan teroris.

"Apa yang pasti kita tidak suka adalah Suriah disintegrasi menjadi beberapa kantong bagina, seperti yang terjadi di Libya sehingga masih-masih sektor tersebut akan dikontrol oleh berbagai kelompok teroris," katanya sembari menambahkan bahwa hal itu berbahaya bagi semua orang.

Ia juga mengatakan bahwa Suriah mungkin negara Arab yang paling stabil dan beradab di Timur Tengah yang kepentingan semua kelompok etnis dan agamanya seimbang. "Apa yang terjadi di Suriah menyedihkan dan menjadi sumber ketidakstabilan untuk Timur Tengah," tambahnya.

Medvedev melanjutkan dengan mengatakan bahwa transisi kekuasaan di Suriah harus dilakukan dengan cara yang sah melalui rekonsiliasi nasional. "Berbagai pihak yang terlibat konflik harus duduk di meja perundingan kecuali teroris langsung untuk mengembangkan sistem politik baru," katanya.

"Kami tidak tahu apakah sistem ini akan punya tempat untuk Bashar al-Assad atau orang lain, itu bukan urusan kami, dan itu harus diputuskan oleh rakyat Suriah," tambahnya.(exe/ist)
0 Komentar